32.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaWagub: Penanganan Covid-19 di NTB Masih Terkendali

Wagub: Penanganan Covid-19 di NTB Masih Terkendali

Mataram (Inside Lombok) – Pasca libur lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, kasus penyebaran Covid-19 di NTB melonjak sebesar 6,4 persen. Meskipun demikian, kondisi penanganan dan pengendalian kasus Covid-19 di NTB masih tetap terkendali.

“Kondisi di NTB saat ini masih aman terkendali. Dari data angka kasus 12 hari sebelum dan sesudah lebaran, naiknya hanya 6,4 persen,” kata Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah, Jumat (28/5/2021).

Wagub menjelaskan, sebelum lebaran angka pasien terpapar Covid-19 tercatat sebanyak 453 kasus dan setelah lebaran naik menjadi 482 kasus dalam kurun waktu 14-21 Mei 2021 di 10 kabupaten/kota di NTB. Pun demikian, Wagub kembali menegaskan penanganan dan pengendalian kasus Covid-19 di NTB berjalan dengan baik.

“Penanganan terkendali didasarkan pada persentase kesembuhan dan bed occupancy rate atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dalam batas normal. Bahkan, angka kesembuhan NTB masih di atas rata-rata nasional dan ketersediaan tempat tidur di bawah 50 persen dari indikator normal,” ujar Wagub yang akrab disapa Umi Rohmi tersebut.

- Advertisement -

Capaian vaksinasi di NTB saat ini sudah menyasar 219.819 orang untuk vaksin dosis pertama atau 195,8 persen dan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 136,1 persen. Hampir dipastikan target vaksinasi bagi tenaga kesehatan, pelayanan publik, guru dan lansia tidak mengalami hambatan berarti.

“Vaksinasi dosis pertama sudah jauh melampaui seratus persen. Hanya saja PR-nya untuk dosis kedua bagi lansia baru 50,7 persen,” jelas Wagub.

Wagub menambahkan, pemerintah Provinsi NTB juga terus merevitalisasi peran posyandu keluarga dari fungsi semula yang hanya melayani kesehatan ibu dan anak sebagai program unggulan, menjadi sarana vaksinasi dan persoalan sosial lainnya seperti remaja dan buruh migran, serta sarana edukasi dan literasi untuk berbagai sektor.

Selain itu, Wagub juga menyebutkan penggunaan alat rapid test antigen Entram buatan NTB yang penggunaannya telah didistribusikan ke 10 kabupaten/kota sebagai strategi penanganan penyebaran Covid-19.

“Selain lebih murah, Entram juga memiliki sensitivitas yang cukup baik untuk mendeteksi penyebaran virus dari pemeriksaan setiap orang,” katanya.

Sebelumnya, Pemprov NTB dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 nasional pasca Idul Fitri melalui video conference bersama Presiden Jokowi dan para kepala daerah lainnya beberapa waktu lalu menyebutkan Provinsi NTB masuk dalam lima besar zona merah daerah yang tertinggi angka kasusnya.

Namun demikian, seperti yang dikatakan Wagub, angka kenaikan selama 24 hari menjelang dan usai lebaran menunjukkan kenaikan yang rendah, begitu pula dengan penanganan mudik dan kepulangan mantan pekerja migran ke NTB dapat dikendalikan oleh Satgas Covid-19 NTB bersama Forkopimda dan bupati/walikota.

- Advertisement -

Berita Populer