Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kota Mataram akan mengupayakan relokasi warga yang tinggal di dekat pesisir, seperti di Lingkungan Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela. Pasalnya, lokasi tempat tinggal warga saat ini sudah tidak boleh ada bangunan.
“Kalau sudah merelokasi, kita berharap tidak ada lagi yang tinggal di sana. Yang namanya cuaca ekstrem ada setiap tahun. Kita termasuk 11 provinsi dengan kerusakan ekstrem,” kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Senin (26/12) sore.
Ia mengatakan, untuk penanganan jangka panjang maka dibutuhkan keterlibatan pemerintah pusat. Pasalnya, untuk membangun tempat tinggal untuk warga membutuhkan anggaran yang cukup besar.
“Perlu ada pembahasan lagi. Karena harus ada keterlibatan pusat membantu untuk kalau ada pembangunan,” ujar Eka. Ia menambahkan, untuk memastikan lahan yang akan dijadikan sebagai tempat relokasi warga pesisir sudah ditinjau langsung oleh OPD terkait.
Pemantauan yang dilakukan untuk memastikan apakah layak atau tidak untuk dilakukan pembangunan baru. “Itu kita mau pastikan. Jadi biar ada scenario A, B, C dan macam-macamnya. Karena relokasi ini penanganan jangka Panjang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi NTB, Lalu Rudi Gunawan mengatakan penanganan jangka panjang untuk warga pesisir dengan beberapa langkah salah satunya relokasi. Namun jika tidak direlokasi maka akan disiapkan solusi yang lain.
“Masih banyak solusi yang akan kita bicarakan ini. Beberapa solusi tidak harus satu lah. Pertama relokasi, kalau direlokasi di mana lokasinya,” katanya.
Diterangkan, lahan milik Pemprov NTB yang ada di kawasan tersebut seluas 50 are sudah digunakan untuk tempat fasilitas umum sebagai pemakaman. Selain itu, lahan seluas 20 are dimanfaatkan sebagai tempat penangkaran penyu.
“Itu nanti apakah akan disisihkan untuk warga, nanti. Karena ini jangka panjang,” paparnya. Relokasi warga tegasnya akan tetap dilakukan pemerintah daerah. Namun terkait lokasinya saat ini masih dicarikan solusi. “Harus kita relokasi karena tempat itu sudah tidak aman. Kalau itu nanti kita bangun dan perbaiki lagi bukan solusi Namanya,” tandas Rudi. (azm)