26.2 C
Mataram
Rabu, 22 Januari 2025
BerandaDaerahNTBASN Pemprov NTB akan Jadi Sasaran Tes Urine Dadakan

ASN Pemprov NTB akan Jadi Sasaran Tes Urine Dadakan

Mataram (Inside Lombok) – Anggota DPRD NTB melaksanakan tes urine secara mendadak, Senin (20/1). Tes urine langsung di tempat ini tidak hanya menyasar anggota DPRD melainkan juga jajaran ASN lingkup Pemprov NTB.

Pj. Gubernur NTB, Hassanudin mengatakan untuk memastikan seluruh perangkat daerah bebas dari penyalahguna narkoba, tes urine harus dilakukan secara menyeluruh. Terkait waktunya, akan disesuaikan dengan program anggaran yang dibuat.

“Normalnya kan memang begitu. Maunya kita semua. Namun ini kan sampling pertama dan nanti kalau program anggarannya ada, kita akan tes semua. Kalau bukan kita siapa lagi,” katanya, Senin (20/1) siang.

Ia mengatakan, jika nanti dari pemeriksaan ada yang ditemukan yang positif maka akan menjalani rehabilitasi. Hanya saja, positif di sini bukan saja menjadi indikator penyalahguna, melainkan bisa saja sudah mengkonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.

- Advertisement -

“Kalau ada yang positif akan di tracking, mungkin saja ada yang konsumsi obat tadi malam atau paginya, kalau memang adapun akan direhab,” ungkapnya. Diterangkan Hassanudin, pemeriksaan tes urine ini sebagai salah satu langkah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

Selain itu, program ini juga menjadi contoh bagi masyarakat bahwa para wakilnya tidak ada yang terlibat penyalahguna. “Kita semua yang hadir termasuk saya dan pimpinan, anggota dan seluruh kepala OPD yang hadir melaksanakan cek urine dalam rangka P4GN,” ujarnya.

Seperti diketahui, penyalahguna narkoba di NTB cukup tinggi. Hal ini menjadi ancaman generasi sehingga P4GN harus dilakukan mulai sejak awal. Kepala BNN Provinsi NTB Bigjen Pol Marjuki mengatakan pemeriksaan tes urin merupakan salah cara BNN dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Penyalahgunaan di NTB berdasarkan data yang ada berada pada posisi 1,73 persen.

“Manakala penduduk kita 5,6 juta dan penduduk yang berusia 15-64 tahun makan 70 persen berjumlah 3,7 juta. Sehingga jika prevalensinya 1,73 persen artinya sebanyak 64.123 jiwa penduduk kita pernah terlibat penyalahguna. Banyak sekali,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer