Mataram (Inside Lombok) – Tutor Rumah Bahasa BRIDA NTB mulai bersuara agar honornya mengajar selama tiga bulan bisa terbayarkan. Pasalnya, hingga Oktober ini puluhan tutor belum mendapatkan haknya.
Kasubid Pengembangan Sumber Daya Ilmu dan Teknologi pada Badan Riset Daerah (BRIDA) NTB, Sri Hastuti Novila Anggraini S mengatakan proses pencairan honor tutor masih dilakukan dan butuh waktu. Mengingat pencairan honor memang menunggu program berakhir.
“Dari Juli selesai Agustus. Memang pengajuan honor setelah selesai itu. Kita proses dari bulan Agustus. Kita ada proses pembuatan SK,” katanya, Jumat (20/10) pagi. Terkait keterlambatan hingga saat ini belum diberikan, Tuti menjelaskan masih dalam proses karena menunggu dari Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) NTB.
Disebutkan, honor masing-masing tutor tergantung dari pertemuannya. Karena setiap tutor akan disesuaikan dengan jadwalnya dan setiap tutor akan mendapatkan honor yang berbeda. “Mereka kita hitung berdasarkan pertemuannya. Memang per tutor itu kita gaji dengan jadwal mereka,” tegasnya.
Honor tutor di Rumah Bahasa BRIDA NTB sebesar Rp150-200 per pertemuan. Jika dalam sebulan mendapatkan jadwal sebanyak 10 kali, maka honor yang akan didapatkan sebesar Rp1,5 juta per bulan.
Rumah Bahasa BRIDA NTB memiliki beberapa program pengajaran. Mulai dari kelas TOEFL dan IELTS, hingga kelas General English yang dikhususkan kepada pelaku UMKM dan Pariwisata. Tahun ini ada 300 peserta lebih yang mengikuti program di lembaga tersebut.
Tuti pun mengharapkan anggaran honor para tutor di rumah bahasa bisa cair Oktober ini. Karena semua syarat-syarat sudah masuk ke BPKAD NTB dan tinggal menunggu pencairan. Total anggaran yang diajukan mencapai Rp100 juta lebih. “Tidak sampai miliar, cuma berapa gitu. Sekitar Rp100-150 juta ini. Kan ada 20 orang tutor,” jelasnya. (azm)
