Mataram (Inside Lombok) – Guna menjaga kondisi kesehatan tetap stabil hingga kepulangan, calon jemaah haji (CJH) diminta untuk tidak banyak beraktivitas sebelum keberangkatan, termasuk dengan mengikuti kegiatan-kegiatan seremonial. Hal ini dinilai penting, terutama bagi jemaah kategori lanjut usia (lansia).
Plt Kepala Bidang Pelaksanaan Haji dan Umrah Kemenag NTB, Azharuddin mengatakan jumlah jemaah lansia di Provinsi NTB cukup banyak, yaitu dari 4.499 CJH yang akan diberangkatkan tahun 2024 ini sekitar 225 orang.
“Karena jemaah lansia kita cukup banyak. Jadi, seremonial sebelum berangkat baik di rumah maupun masuk KBIH dikurangi. Supaya kondisi jemaah tetap prima. Berangkat dari rumah sampai menunaikan haji,” sarannya.
Ia mengatakan, jika sebelum keberangkatan diforsir untuk kegiatan seremonial dari awal, maka dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan jemaah. “Sekarang kalau diforsir dari awal, karantina di KBIH, seremonial padat sebelum berangkat, itu akan mengganggu kesehatan jemaah,” tegasnya.
Di sisi lain, selama berada di Tanah Suci para jemaah dipastikan ketercukupan makanannya baik ketika berada di Makkah, Madinah maupun Armina. Selain itu, ada juga menu selamat datang maupun selamat tinggal ketika di bandara.
“Kita imbau karena itu mereka akan dikasih makan sebanyak 109 kali baik di Makkah, Madinah, Armina. Kemudian ada menu selamat datang di bandara dan menu selamat tinggal di bandara ketika pulang,” bebernya.
Selain itu, menu makanan yang akan disiapkan yaitu khas Indonesia. Dengan kepastian makanan yang cukup, jemaah diimbau supaya jangan membawa makanan dari rumah. Namun untuk makanan yang ringan masih diperbolehkan.
“Cukup seperlunya makanan ringan kayak keciput. Di sana kan tidak ada. Mungkin untuk selingan, makanan ringan itu yang dibawa selama barang bawaan boleh dibawa dalam penerbangan. Makan tiga kali sehari dengan menu Indonesia,” katanya.