Mataram (Inside Lombok) – Beberapa kapal penyeberangan di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat belum ada CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Padahal, adanya sertifikat itu bisa mendukung agar usaha pariwisata dikelola mendapatkan kepercayaan dan dipilih untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Diketahui, di NTB saat ini dari 27 kapal yang ada, baru 20 kapal penyeberangan di Pelabuhan Kayangan-Poto Tano yang mengantongi CHSE. Sementara di Pelabuhan Lembar rata-rata belum memiliki sertifikat itu.
“Andai itu kewenangan Gubernur NTB atau Kadis (Perhubungan, Red), selesai pekerjaan itu, tapi kan kewenangan pusat. Kadis hanya memberikan saran dan masukan saja, entah itu dilaksanakan atau tidak oleh mereka kan tergantung masing-masing,” ujar Ketua Gapasdap NTB, Iskandar Putra, Selasa (20/11).
Kapal-kapal di Pelabuhan Kayangan-Poto Tano juga terus berbenah hingga saat ini, terutama pembenahan fasilitas yang nyaman dan aman bagi para penumpang. Mengingat Pelabuhan Kayangan dan Poto Tano menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan. Sehingga transportasi laut ini harus benar-benar disiapkan dengan baik.
“Tapi kami ini mendorong teman-teman di Lembar supaya bisa memberikan kenyamanan juga di atas kapal mereka, tentunya sambil mereka berbenah seperti yang dilakukan teman-teman di Kayangan-Poto Tano ini,” katanya.
Diakui memang dari segi standar secara prestasi kapal-kapal di kayangan ini memang sudah berbenah dibanding di lintas Lembar-Padang Bai, karena memang disana juga mereka berpikir bahwa fasilitas yang coba diberikan juga tidak ngefek, karena memang ada lintasan lain yang bisa sebagai pesaing mereka.
“Kalau kami (Kayangan-Poto Tano) kan murni tidak ada persaingan, memang harus dituntut untuk memenuhi layanan itu dan harus lebih baik, tidak ada pilihan lain mau tidak mau memang harus dibenahi kenyaman itu diatas kapal. Kalau di Lembar banyak pilihan mereka,” terangnya. (dpi)