Lombok Tengah (Inside Lombok) – Badan Meteorologi Stasiun Zainuddin Abdul Madjid (BMKG ZAM) menyatakan Hari Tanpa Hujan (HTH) di wilayah NTB pada Agustus menunjukkan kategori masih bervariasi. Sehingga hal itu mengakibatkan sejumlah wilayah berpotensi mengalami kekeringan. Bahkan ada wilayah yang sudah ratusan hari tidak turun hujan.
Prakirawan BMKG ZAM, Nur Siti Zulaikha mengatakan menurut pantauan update pada dasarian 2 Agustus 2023 seluruh wilayah NTB dalam kategori rendah. Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di pos hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 16 milimeter perdasarain.
“Sifat hujan pada dasarnya 2 Agustus 2023 di NTB bervariasi dari kategori bawah normal hingga atas normal,” ujarnya, Selasa (29/8/2023).
Dikatakan, HTH berturut-turut di NTB secara umum berada pada kategori sangat panjang yakni 31 hingga 60 hari. “Namun terdapat beberapa titik yang termonitor dalam kategori ekstrem panjang yakni lebih dari 60 hari yaitu di pesisir utara Lombok Timur kemudian Lombok Utara, Sumbawa serta pesisir utara Kota Bima,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, HTH terpanjang tercatat di Kota Bima selama 113 hari. Di sisi lain, saat ini wilayah NTB masih berada pada fase El Nino, sehingga biasanya angin berembus dari timur ke barat melemah, bahkan berbalik arah.
“Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik,” kelasnya. Kemudian air hangat yang bergeser ke timur tersebut menyebabkan penguapan awan dan hujan juga ikut bergeser menjauhi wilayah Indonesia. “Hal ini yang membuat Indonesia mengalami risiko kekeringan seiring dengan berkurangnya intensitas curah hujan,” tandasnya. (fhr)