Mataram (Inside Lombok) – Penanganan stunting di Provinsi NTB masih terus digencarkan. Salah satu upaya agar stunting di NTB valid yaitu di setiap posyandu diharuskan menggunakan alat yang sesuai standar.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menghadiri Peluncuran Gerakan Gotong Royong Pelaksanaan Bakti Stunting di Dusun Monton Paok, Desa Bujak, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Selasa (16/5) ingin memastikan alat timbangan menggunakan digital. Ia meminta agar tidak menggunakan dacin yang manual, termasuk antropometri merupakan peralatan yang standar dalam menciptakan posyandu yang berkualitas, sehingga datanya menjadi akurat dan valid.
“Dengan datanya yang akurat dan valid maka posisi NTB di nasional baik kesehatan pendidikan terus naik sehingga tidak diremehkan dengan pelayanan posyandu keluarga yang berkualitas,” tegas Umi Rohmi, sapaan akrabnya.
Wagub NTB mengatakan, intervensi yang sudah dilakukan Pemprov NTB untuk penurunan angka stunting dengan memberikan tanggungjawab kepada para OPD. Nantinya intervensi yang akan dilakukan masing-masing OPD ke daerah-daerah dengan data anak stunting yang tergolong masih tinggi.
Setiap OPD lingkup Pemprov NTB memiliki kecamatan binaan. Contohnya seperti di Desa Bujak merupakan binaan dari RSUP NTB. “Saya harap pemerintah Kabupaten Lombok Tengah juga bisa melakukannya, sehingga bisa kolaborasi dengan salah satu OPD Provinsi di masing-masing kecamatan dalam menurunkan angka stunting,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam laporannya Direktur RSUP NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra menyampaikan penurunan angka stunting di Desa Bujak bisa dilakukan dengan pemberian protein. “Kita berharap dengan sama-sama gotong royong melalui pelaksanaan bakti stunting ini, angka stunting bisa ditekan turun signifikan dengan pemberian protein hewani telur, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya,” ujarnya. (azm)