32.5 C
Mataram
Sabtu, 18 Mei 2024
BerandaDaerahPopulasi Kuda di NTB Kian Menurun, Butuh Regulasi Penawaran dan Permintaan

Populasi Kuda di NTB Kian Menurun, Butuh Regulasi Penawaran dan Permintaan

Mataram (Inside Lombok) – Populasi kuda di NTB tercatat stagnan. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), populasi kuda di NTB tinggal 41.715 ekor dan setiap tahunnya tidak meningkat. Kondisi ini menuntut upaya strategis agar populasi kuda di NTB tidak punah, salah satunya harus ada regulasi yang mengatur penawaran dan permintaan

Kepala Bidang Budidaya Disnakeswan Provinsi NTB, Suryadi Ali Kantong menerangkan kuda belum termasuk ternak yang mendapat perhatian khusus seperti sapi dan kerbau. Saat ini sebaran populasi kuda yang tercatat antara lain di Kota Mataram 331 ekor, Lombok Barat 2.341 ekor, Lombok Tengah 1.142 ekor. Lombok Timur 3.630 ekor, Lombok Utara 209 ekor, Sumbawa Barat 6.644 ekor, Sumbawa 14.364 ekor, Dompu 7.408 ekor, Kabupaten Bima 4.187 ekor, Kota Bima 1.479 ekor.

“Peningkatan populasi kuda ini memang kecil sekali. Karena belum masuk dalam regulasi supply and demand (penawaran dan permintaan). Rata-rata peningkatan populasinya stagnan,” ujar Suryadi, Jumat (14/4).

Upaya meningkatkan populasi kuda pun akan dilakukan dengan membuat pilot project. Antara lain dengan menjalin kerja sama dengan stakeholder dan salah satu yayasan yang bergelut di bidang tersebut.

- Advertisement -

“Saat ini masih dilakukan uji coba. Ada puluhan kuda yang dikembangkan, kemudian disiapkan pejantan unggul,” katanya.

Dikatakan dengan melibatkan UPTD Disnakeswan NTB, yaitu Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak Serading di Sumbawa, dilakukan pendampingan untuk mencari formula agar kuda tidak hanya dijadikan ternak sambilan, melainkan dijadikan ternak pokok. Rencana ini nantinya akan difasilitasi, karena melihat tren populasi kuda yang menurun dan stagnan.

“Kita lakukan kajian, ternyata kuda itu kalau bagus harganya bisa sepuluh kali lipat dari harga sapi. Kuda-kuda pacuan misalnya. Jauh lebih menguntungkan sebenarnya,” jelasnya.

Tren tersebut menurutnya harus dikembangkan. Namun terkecuali ternak kuda untuk kebutuhan daging, untuk di dalam daerah permintaannya sangat sedikit. Sedang permintaan kuda dari NTB cukup banyak dari luar, yaitu untuk kebutuhan daging di Sulawesi Selatan.

“Tapi kita belum bisa penuhi karena keterbatasan populasi. Permintaan banyak daging kuda. Karena ada khasiat lain yang dikejar dari kuda,” tuturnya.

Sementara di Lombok kuda kebanyakan digunakan untuk menarik becak. Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk meningkatkan terus kesadaran masyarakat, terhadap potensi ekonomi yang cukup besar dari kuda.

“Saat ini terdata sebanyak 882 ekor kuda dari NTB yang dikirim ke luar, ke Sulawesi Selatan 2 ekor dari Kabupaten Sumbawa, 421 ekor dari Kabupaten Bima, dan 459 ekor dari Kota Bima,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer