Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog NTB gencar menyerap beras dan gabah di petani untuk menjaga stabilitas harga. Sampai dengan April 2024 tercatat dari target 70.0000 ton pada tahun ini, serapan beras yang dilakukan Bulog NTB mencapai 19.505 ton.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Raden Guna Dharma mengatakan pihaknya terus berupaya menyerap gabah dan beras petani secara optimal. Hal ini dilakukan dengan cara pengadaan dalam negeri bekerja sama dengan mitra penggilingan.
“Penyerapan gabah beras melalui Sentra Penggilingan Padi (SPP) dan Sentra Pengolahan Beras (SPB) serta membentuk Tim Jemput Gabah Beras yang langsung melakukan pembelian di petani,” kata Raden, Senin (29/4).
Sebagaimana Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional RI Nomor 167 Tahun 2024 tentang fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras dalam rangka penyelenggaraan cadangan beras pemerintah yang sudah ditetapkan 3 April 2024. Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di Petani dari harga Rp5.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp6.000 per kg. Gabah Kering Giling (GKG) di Gudang Bulog Rp6.300 per kg, naik menjadi Rp7.400 per kg, dan beras di Gudang Bulog dari Rp9.950 per kg, naik menjadi Rp11.000 per kg.
“Sudah langsung kita eksekusi (pembelian dengan standar harga baru, Red), setelah ditetapkan,” tuturnya. Kendati pemerintah menaikkan standar harga pembelian gabah dan beras, tidak mengurangi komitmen untuk menyerap gabah dan beras sebesar-besarnya di NTB. “Kita berharap bisa menyerap lebih besar dari itu. Nggak ada masalah, soal kenaikan harga pembelian,” ungkapnya.
Perum Bulog NTB juga membentuk tim satgas yang turun ke lapangan langsung untuk melakukan penjemputan gabah ke petani, agar memaksimalkan penyerapan gabah tahun 2024 agar bisa menyerap sebanyak banyaknya. “Agar penyerapannya bisa lebih maksimal dan target kitab isa terpenuhi. Mudah-mudahan bisa sebanyak-banyaknya, supaya terpenuhi di dalam daerah,” demikian. (dpi)