Mataram (Inside Lombok) – Pengamat ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (Unram) Dr. Firmansyah menilai usai pemilu, saat ini masyarakat menunggu hasil dari pemilu dan pasar masih merespon dengan baik, namun akan semakin jelas respon pasar setelah ada keputusan KPU (Komisi Penyiaran Pemilu).
Komposisi menteri, komitmen menjalankan program dan rencana-rencana kerja pemerintah ke depan jadi bagian yang diperhitungkan. Terutama bagi pemerintah yang terpilih nantinya.
“Bila Prabowo menang, saya amati program utamanya seperti makan siang gratis, melanjutkan IKN, hilirisasi dan seterusnya akan ditunggu bentuk realisasinya seperti apa. Ekonomi menurut saya akan masih cenderung ketat,” ujar Dr. Firmansyah, saat di hubungi, Selasa (20/2).
Lebih lanjut, ekonomi cenderung ketat. Mengingat persoalan ekonomi global, seperti obligasi perumahan di China, inflasi di negara-negara eropa. dan persoalan lain sedikit banyak berpengaruh pada ekonomi nasional maupun daerah. Kondisi-kondisi seperti ini yang harus mampu dijaga oleh pemerintah terpilih nanti.
“Ekonomi di daerah saya kira untuk beberapa bulan ini akan cukup stabil. Terutama akibat perputaran uang dalam belanja politik saat pemilu. Cuma perlu dijaga inflasi, banyaknya uang beredar memicu inflasi,” tuturnya.
Persoalan inflasi memang menjadi perhatian, apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa. Dimana permintaan akan barang pasti meningkat, belum lagi persoalan harga beras yang sekarang ini masih tinggi. Bahkan diperkiraan dibulan puasa akan jauh lebih tinggi harganya. “Betul, semoga bisa dicarikan cara sebagai mitigasi. Beras ini kebutuhan pokok yang harus diambil solusi cepat,” ucapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia Provinsi NTB perkiraan pada 2024 pertumbuhan ekonomi NTB akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2023. Dimana secara umum pertumbuhan ekonomi NTB 2023 diperkirakan lebih rendah dari 2022. Namun pada tahun ini lebih optimis bakal meningkat, seiring dengan peningkatan produktivitas pertanian dan hilirisasi pertanian perlu didorong, karena memiliki dampak besar pada kesejahteraan masyarakat NTB.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menerangkan, bahwa industri yang memiliki kandungan teknologi menengah rendah dapat menjadi pilihan meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Karena sesuai dengan karakteristik SDM di NTB dan mampu menurunkan kemiskinan, dan pengangguran yang cukup signifikan.
“Pengembangan Pariwisata juga merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi NTB. Kedepan (2024) pertumbuhan ekonomi NTB akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2023,” ujarnya. (dpi)