27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiEkonomi NTB Diprediksi Tumbuh Positif Sepanjang 2023

Ekonomi NTB Diprediksi Tumbuh Positif Sepanjang 2023

Mataram (Inside Lombok) – Meskipun mengalami pelandaian, pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 ini secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh positif. Tantangannya, NTB harus memiliki sumber baru untuk pertumbuhan ekonomi selain mengandalkan sektor pertambangan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, Ahmad Fauzi menerangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tekan inflasi sampai 2023 mengalami tren penurunan dan tercatat pada angka 2,29 persen year on year. Di mana angka itu berada pada rentan sasaran nasional 3+-1 persen.

Hal ini tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi secara konsisten dilakukan. Namun demikian ekonomi NTB pada triwulan II 2023 tercatat mengalami kontraksi pada angka 1,54 persen (yony). Hal Ini disebabkan oleh kinerja sektor pertambangan yang turut mendorong kontraksi pada kinerja ekspor luar negeri.

“Di sisi lain kontraksi lebih dalam tertahan oleh sektor konstruksi dan transportasi. Pada keseluruhan tahun 2023 kami memperkiraan ekonomi NTB akan tetap tumbuh positif meskipun melandai,” ujar Fauzi, Selasa (31/10).

Jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan positif didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi seiring berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024. Sedangkan secara sektoral pertumbuhan didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan konstruksi.

“Namun pertumbuhan lebih lanjut diperkirakan relatif tertahan, yakni kinerja sektor pertanian (di tahun ini, Red). Karena sektor yang terdampak oleh musim kemarau atau El Nino. Kemudian keterlambatan perolehan kuota ekspor juga diperkirakan berdampak pada produksi tambang,” terangnya.

Kondisi tersebut yang bisa saja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi NTB menjadi lambat. Jika melihat perkembangan masa kini, perekonomian NTB masih bergantung dengan sektor prestatif atau tambang. Di sisi lain kinerja sektor pertambangan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Kemudian fluktuasi harga komoditas, termasuk perizinan dan regulasi yang cukup dinamis.

“Mempertimbangkan kondisi tersebut, sudah sepatutnya NTB memiliki sumber perekonomian baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan sustainable. Salah satunya melalui perkembangan pariwisata yang berkualitas,” terangnya.

Lebih lanjut, sektor pariwisata sendiri di NTB sudah cukup berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomian daerah. Hal ini tercermin pada lima lapangan usaha, diantaranya makan minum, perdagangan, transportasi dan pergudangan, jasa Perusahaan dan lainnya.

“Saat ini setelah pandemi Covid-19, aktivitas pariwisata di NTB terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Maka tentunya ini harus diimbangi dengan kesiapan seluruh elemen pendukung pariwisata,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer