Mataram (Inside Lombok) – Harga kebutuhan pokok terutama beras di pasaran NTB masih melambung tinggi. Menanggapi situasi itu, Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi meminta agar kegiatan operasi pasar dilakukan secara massif.
Dijelaskan Gita, pada rapat koordinasi yang digelar setiap Senin pagi masalah kenaikan harga yang terjadi tetap menjadi sorotan. Terlebih secara nasional kenaikan harga beras juga menjadi perhatian.
“Beberapa narsum dihadirkan. Perbincangan tidak hanya pada laporan dari Bulog bahwa ketersediaan pangan ada. Karena ada ini kenapa harga terjadi peningkatan,” katanya, Senin (19/2) usai rakor inflasi secara nasional.
Ia mengatakan, salah satu solusi untuk pengendalian harga di pasar ini yaitu mengintensifkan kegiatan operasi pasar. Selain itu, beberapa solusi diupayakan agar harga beras bisa diturunkan. “Pemerintah dan pemerintah daerah memperbanyak operasi pasar dan gerakan pasar murah,” ujarnya.
Saat ini harga beras di pasar menembus sekitar diangkat Rp16.5 – 18.5 ribu per kilogram (kg) untuk kualitas premium. Sedangkan untuk kualitas medium dari harga Rp14 – 16 per kg. “Kalau di NTB masih tersedia 6 ribu-an ton. Mundurnya El Nino tersebut juga akan mundur. Bulog sudah menyerap gabah masyarakat di beberapa titik yang irigasinya tidak terganggu oleh cuaca,” katanya.
Dengan kenaikan harga kebutuhan pokok ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB akan segera menggelar konsolidasi. Terlebih dalam waktu dekat ini umat muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa Ramadan.
“Kami akan segera konsolidasi sebentar lagi kan HBK atau hari besar keagamaan bulan puasa Ramadan,” katanya. Biasanya selama bulan puasa Ramadan permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok meningkat.
Guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah Pemda Provinsi NTB akan mengintensifkan kegiatan operasi pasar murah. “Mengintensifkan pelaksanakan OPM,” ujarnya. (azm)