25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaEkonomiHotel Melati Tumbuh Pesat, PHRI: Pangsa Pasarnya Berbeda

Hotel Melati Tumbuh Pesat, PHRI: Pangsa Pasarnya Berbeda

Mataram (Inside Lombok) – Pembangunan hotel melati di Kota Mataram belakangan kian pesat. Hal ini seiring dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi NTB. Meski keberadaan hotel melati menandakan pertumbuhan ekonomi yang positif, namun kondisi ini juga menjadi atensi bagi hotel-hotel berbintang.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini mengakui pangsa pasar hotel melati dan hotel berbintang memang berbeda. Namun kekhawatiran muncul lantaran jumlah hotel melati yang terus bertambah dinilai tak sebanding dengan potensi jumlah tamu yang datang.

“Ada kekhawatiran mungkin dari hotel-hotel besar, sebab ini kan kita masih sepi, tapi kenapa ada hotel melati terus menerus. Tapi itu, tidak perlu dikhawatirkan sebab pangsa pasarnya beda, tidak sama dengan hotel besar atau berbintang,” ujar Wolini, Selasa (25/7).

Hotel melati ini masih sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kamar hotel di NTB. Sehingga pembangunan hotel-hotel melati di Kota Mataram tumbuh pesat. “Jadi tidak apa-apa sebenarnya hotel melati tumbuh sehingga ada pilihan orang datang ke sini,” ucapnya.

Apalagi ketika adanya event besar internasional seperti MotoGP, kebutuhan akan kamar hotel cukup tinggi. Sedangkan NTB masih kekurangan kamar hotel, sehingga dengan adanya hotel melati setidaknya dapat memenuhi kekurangan ketersedian kamar.

“Kita berkaca dari gelaran MotoGP, kita masih kekurangan hotel sangat banyak. Sekarang yang diperlukan bagaimana cara mengemas penjualan hotel melati dengan hotel berbintang,” tuturnya.

Disisi lain, dengan berkurangnya kegiatan MICE maupun lainnya di Kota Mataram secara otomatis mengurangi jumlah orang yang berkunjung ataupun berwisata di Kota Mataram. Hal ini memerlukan perhatian dari pemerintah daerah, sehingga para pelaku industri pariwisata yang ada bergerak.

“Keberpihakan dan terobosan dari pemerintah daerah penting. Kita tidak bisa lepas dari pemerintah daerah, kalau pemerintah daerah greget maka kita para pengusaha pasti greget juga,” jelasnya.

Untuk itulah pemerintah daerah bersama stakeholder hotel dan restoran duduk bareng dalam mencari solusi terbaik. Diakuinya bahwa hotel melati tidak memiliki tempat rapat maka pasarnya pun berbeda. “Saat ini kegiatan MICE masih sepi sehingga berdampak terhadap pemasukan bagi hotel berbintan,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer