27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiInvestor Asal Singapura Mulai Bagun Pabrik Gas di Lombok Barat

Investor Asal Singapura Mulai Bagun Pabrik Gas di Lombok Barat

Mataram (Inside Lombok) – Mengikuti tren investasi ramah lingkungan yang mengalami peningkatan di NTB, investor asal Singapura mulai melirik investasi pembangunan pabrik gas di NTB. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Sahdan menyebutkan investor asal Singapura sudah melakukan pembangunan awal pabrik gas yang berlokasi di Bakong, Lembar Kabupaten Lombok Barat.

Pabrik gas berbahan baku ramah lingkungan ini adalah satu-satunya di Indonesia. Tahapan pembangunan sudah dimulai sejak Agustus 2023, rencananya infrastruktur dasar ini bisa tuntas tahun ini.

“Tahun 2025 nanti, pabrik biogas ini akan mulai berproduksi. Gas hasil produksinya akan dijual kepada dunia usaha menengah ke atas. Seperti restoran, industry dan kemasannya juga bisa 10 kilogram (kg), 15 kg, atau 50 kg, dan seterusnya,” ujar Sahdan, Selasa (28/11).

Untuk segmennya memang diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kemudian jika produksinya lebih besar, maka jaringan pasarnya bisa ke Jargas (Jaringan gas). Dimana PT. Kaltimex Energi membangun pabrik Bio – Compressed Natural Gas (Bio-CNG) atau Compressed Biogas adalah hasil pemurnian Biogas (Pure Methane), dimana senyawa gas pengotor dibuang untuk menghasilkan lebih besar dari 95 persen Pure Methane Gas.

“Compressed Biogas memiliki nilai kalor dan properti lainnya mirip dengan Compressed Natural gas, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar otomotif, pembangkit listrik, kepentingan industri dan komersial. Bio-CNG dapat diaplikasikan sebagai pengganti LPG, feeding ke jaringan gas kota, dan transportasi,” jelasnya.

Terpisah, Direktur Utama PT. Gerbang NTB Emas (GNE) yang menjadi mitra PT. Kaltimex Energy Samsul Hadi mengatakan, Biogas yang dihasilkan berasal dari limbah dengan bahan baku limbah tongkol jagung dengan rencana kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari. PT.Kaltimex Energy kolaborasi dengan BUMD PT.GNE untuk penyediaan bahan baku dan distribusi produk. “Kebutuhan bahan baku sekitar 60 ton per hari, kami sedang mempersiapkan untuk mengamankan bahan baku yang digunakan, tongkol jagung,” ujarnya.

Berdasarkan data dihimpun sementara dari Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Perkebunan di Provinsi NTB, sejauh ini ketersediaan bahan baku (tongkol jagung) sangat tersedia (aman). Bahkan saat ini semua pihak akan melakukan rapat dengan Kementerian ESDM untuk persiapan.

“Nilai investasi pabrik gas ini Rp150an miliar untuk membangun infrastruktur. Karena harus ada pemberdayaan kepada masyarakat. supaya edukasinya agar limbah-limbah jagung akan digunakan jangan dibuang,” terangnya.

Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan tempat-tempat pemipil jagung yang ada untuk mengamankan bahan baku tersebut. Nantinya pabrik ini akan menghasilkan gas seperti LPG, tapi lebih murah dari LPG. “Selain kita siapkan bahan baku, PT. GNE juga akan menjadi pemasar produknya. Kita bekerjasama bergerak dari hulu hilir,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer