Mataram (Inside Lombok) – Cabai menjadi salah satu komoditi yang kerap mengalami fluktuasi harga cukup tinggi, hingga mempengaruhi inflasi di daerah. Salah satu upaya untuk mencapai stabilitas harga komoditas itu adalah dengan menambah luas area tanam cabai organik yang berada di Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, Berry A Harahap mengatakan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini memberikan dampak terhadap jumlah produksi pangan di NTB. Tetapi dengan adanya sentuhan teknologi cara pola tanam cabai organik ini dapat memberikan kualitas lebih baik dari sisi ketahanan, mengembalikan hara tanah, dan produksi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Bahkan cara tanam ini memungkingkan produksi tetap ada meski di luar dari musim. “Jadi ini salah satu teknologi cara tanam ternyata bisa dan tetap produksi di off season di luar dari musimnya, sehingga ini merupakan salah satu upaya kita dalam membuat harga cabai itu lebih stabil,” ujar Berry, Jumat (12/1).
Dikatakan, pertanian organik mampu membuat tanaman cabai lebih kuat terhadap perubahan cuaca dimana biasanya tanaman cabai tidak kuat dengan volume air yang tinggi saat musim hujan. Dengan pemakaian pupuk organik seperti sabut kelapa, gedebog pisang, serta kotoran hewan dapat membuat cabai bertahan dan berproduksi dengan baik walau terkena curah hujan yang tinggi.
“Pola tanam organik dengan perluasan area tanam hingga 600 hektar di Lombok Timur, akan mengurangi inflasi di sektor cabai. Bisa di bayangi 600 hektar ini, akan menjadi besar pasar dari klaster dari cabai kita, untuk memenuhi cabai nasional ini berdasarkan cara organik kalsternya,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan hasil produksi, BI akan menerapkan dan menyebarkan teknologi pertanian digital farming, tidak hanya di lombok namun juga akan di kembangakn di pulau Sumbawa.
“Kiat akan sebarkan termasuk penggunaan digital farming nanti ini kiat sebarkan untuk meningkatkan produksi cabai Kami juga mencari klaster tidak hanya di Lombok tapi juga di Sumbawa, sehingga akan menjadi besar peran dari NTB,” ucapnya.
Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi menyatakan dari hasil rapat evaluasi dengan pemerintah pusat, NTB menjadi salah satu penyuplai cabai untuk kebutuhan nasional, sehingga area penanaman cabai organik terus diperluas hingga diterbitkan di tahun 2024 sekitar 600 hektar.
“Alhamdulillah sekarang kita berada di desa dari binaan BI, untuk produksi cabai yaitu di desa Kerongkong Kecamatan Suralaga Lombok Timur Ini, dimana juga disebutkan oleh pak Subhan sebagai Pioner di tahun 2022 luas area 80 hektar dan di 2023 200 hektar dan di 2024 bersama BI area nya 600 hektar,” ujarnya. (dpi)