32.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaDaerahJasa Keuangan dan Asuransi Sumbang Kontraksi Ekonomi di NTB

Jasa Keuangan dan Asuransi Sumbang Kontraksi Ekonomi di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2023 mengalami kontraksi sebesar 0,11 persen dibanding triwulan I 2023. Kontraksi terjadi pada 3 lapangan usaha, salah satunya sumber kontraksi yakni jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,38 persen.

Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan ada tiga lapangan usaha yang menjadi sumber kontraksi yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 21,94 persen, disusul jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,38 persen, dan industri pengolahan sebesar 2,81 persen. Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 19,06 persen dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 17,40 persen. Selanjutnya, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 9,21 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh 7,31; dan Informasi dan Komunikasi tumbuh 6,89 persen.

“Iya memang untuk kategori jasa keuangan dan asuransi itu sudah beberapa triwulan selalu kontraksi, hal ini antara lain akibat turunnya dari jasa perantara keuangan. Terutama terkait dengan turunnya pendapatan sekunder,” ujar Wahyudin, Senin (7/8).

Struktur PDRB NTB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II-2023 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian NTB masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,62 persen, diikuti oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,47 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 15,01 persen dan konstruksi sebesar 9,56 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian NTB mencapai 63,66 persen.

“Perekonomian NTB berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku Triwulan II-2023 mencapai Rp40,29 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,27 triliun,” terangnya.

Dikatakan, ekonomi NTB triwulan II-2023 dibanding triwulan II-2022 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 1,54 persen. Lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu Pertambangan dan Penggalian sebesar 24,45 persen. Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Konstruksi sebesar 14,93 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 14,37 persen.

“Kalau dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,87 persen dan komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar minus 46,16 persen,” jelasnya.

Sementara itu, ekonomi NTB semester I-2023 dibanding semester I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 0,95 persen (c-to-c). Pertumbuhan terjadi pada mayoritas lapangan usaha, kecuali pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, pertanian, kehutanan dan perikanan, jasa keuangan dan asuransi, serta pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi. Di mana lapangan usaha yang mengalami kontraksi paling dalam adalah pertambangan dan penggalian sebesar 12,92 persen. lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 13,85 persen

“Ekonomi NTB kalau dengan tambang bijih logam pada triwulan II-2023: tumbuh 4,80 persen (q-to-q), tumbuh 4,11 persen (y-on-y), dan tumbuh 4,44 persen (c-to-c),” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer