27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiKonflik Timur Tengah Menghangat, BEI: Belum Ada Capital Outflow

Konflik Timur Tengah Menghangat, BEI: Belum Ada Capital Outflow

Mataram (Inside Lombok) – Konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah antara Iran dan Israel semakin menghangat belakangan ini. Kondisi secara global cukup memberikan dampak pada tekanan pasar saham global, termasuk pasar saham Indonesia. Meski demikian, sampai saat ini belum ada terlihat perpindahan aset keluar dari pasar saham di Indonesia maupun daerah.

Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik menerangkan pihaknya bertugas menyelenggarakan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien. Sedangkan keputusan investasi adalah murni kewenangan dari investor. Karenanya pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah mekanisme pasar yang terjadi antara keseimbangan permintaan dan penawaran.

“Kita belum melihat ada capital outflow yang sangat besar di pasar modal kita, semuanya masih dalam batasan yang wajar. Kita selalu berharap yang terbaik dengan pasar modal kita,” ujar Jeffrey, Rabu (24/4).

Saat ini perkembangan terakhir kondisi geopolitik di Timur Tengah, pihaknya melihat para investor tentu akan mempertimbangkan hal tersebut dalam keputusan berinvestasi. Pihaknya juga selalu menyampaikan kepada para investor agar selalu mengambil keputusan investasi secara rasional. “Artinya melihat kepada fundamental perusahaan, faktor-faktor eksternal seperti geopolitik yang terjadi di Timur Tengah tentukan akan memberikan dampak,” ucapnya.

Lebih lanjut, dampaknya tidak hanya seperti sekarang saja. Namun, sebelumnya sudah disampaikan bagaimana antisipasi dampaknya akan terjadi ke depannya. Salah satunya, terhadap bagaimana perkembangan tingkat suku bunga, baik di dalam negeri maupun global.

“Itu tentu juga akan menjadi perhatian investor, tentu investor akan memfactori faktor-faktor itu ke dalam investasi nya. Dinamika di pasar itu selalu terjadi setiap hari dan masih dalam range yang cukup wajar menurut kami,” terangnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, Berry Arifsyah Harahap mengatakan untuk nilai tukar terlihat jelas dampaknya atas ketegangan dua negara tersebut. Sekarang ini posisi dollar berada di angka Rp16.274, sebelumnya berada di posisi Rp15.000. Berry menilai, nilai tukar itu cepat naik dan cepat turun juga. Melihat dari riset yang dilakukan, untuk kenaikan sangat cepat sedangkan turunnya sedikit perlahan-lahan.

“Belum (ada perubahan penurunan,red), ini kan sudah mulai masuk semester 2 arahnya akan turun di perkirakan di semester II, itu arahnya akan turun ada ruang penurunan (nilai tukar, red),” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer