Lombok Utara (Inside Lombok) – Pertumbuhan ekonomi NTB di triwulan I 2023 tercatat 3,57 persen. Namun tumbuhnya ekonomi daerah yang berkualitas juga harus dibarengi dengan upaya pengendalian inflasi.
Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengatakan pertumbuhan ekonomi NTB 2022 sebesar 6,95 persen, kemudian di triwulan I 2023 sebesar 3,57 persen. Dimana NTB masuk 4 besar provinsi terbaik se Indonesia dengan angka inflasi yang cukup terkendali. Karena keberhasilan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB bersama Bank Indonesia (BI) mampu mengendalikan inflasi hingga di April 2023 sebesar 4,41 persen. Apalagi dengan adanya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di NTB daerah optimis mampu mengendalikan inflasi.
“Pertumbuhan ekonomi yg tinggi harus dibarengi dengan angka inflasi yang terkendali, sehingga pertumbuhan ekonomi berkualitas dan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ujar Zulkieflimansyah dalam sambutannya di Kantor Bupati Lombok Utara, Selasa (30/5).
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di NTB yang diselenggarakan di Kantor Bupati Lombok Utara ini angka inflasi dapat dikendalikan sesuai target yang diharapkan. Jika nantinya terjadi lonjakan, karena inflasi merupakan kenaikan harga sejumlah barang, terutama bahan pangan. Baik beras, telur, daging ayam, daging sapi dan lainnya.
“Mudah-mudahan kedepannya inflasi kita di NTB semakin terkendali, upaya yang dilakukan TPID sudah bagus sehingga angka inflasi bisa terkendali,” imbuhnya.
Senada, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) NTB Heru Saptaji mengatakan, gerakan nasional pengendalian inflasi pangan ini merupakan kick off yang menggaungkan dan memahami semua aspek yang ada. Termasuk menekan lonjakan inflasi terjadi di daerah, maka dari untuk menjaga daya beli masyarakat tetap stabil. BI NTB bersama pemerintah dan stakeholder lainnya melalui pengendalian inflasi menjadi bagian sangat penting dalam pengelolaan perekonomian, baik di daerah maupun tingkat nasional.
“Dengan gaung GNPIP ini, kita harapkan sinergi antar daerah khususnya melalui konektivitas perdagangan antar daerah yang surplus dan daerah yang defisit didalam lingkup provinsi NTB, bisa berlangsung secara lebih baik lagi dan terakselerasi dari waktu-waktu sebelumnya,” ungkapnya.
Heru menyebutkan perkembangan terakhir perekonomian di NTB masih terus tumbuh berkembang. BI NTB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir 2023 mampu tumbuh pada kisaran 4 hingga 5,2 persen. Mengingat di triwulan I 2023 saja pertumbuhannya sudah cukup bagus dengan posisi 3,57 persen.
“Ini merupakan modal yang sangat baik dan tentunya kalau dibarengi tingkat inflasi yang juga terkendali, akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bagi masyarakat kita,” terangnya. (dpi)