25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiPeternak Milenial di NTB Bakal Difasilitasi ke Perusahaan Besar

Peternak Milenial di NTB Bakal Difasilitasi ke Perusahaan Besar

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB akan memfasilitasi para peternak milenial agar terkoneksi dengan perusahaan-perusahaan besar. Dengan begitu kelompok usaha ternak milenial ini diharapkan semakin berkembang dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi.

Kelompok-kelompok ternak milenial yang ada di NTB sebelumnya telah diberikan bantuan kandang dan bibit unggas yakni ayam sebanyak 700 ekor. Harapannya, dari bantuan itu mereka dapat mengupgrade skill ternak mereka. Namun dari beberapa peternak yang diberikan bantuan, kurang dari 40 persen saja berhasil bertahan dan sisanya dibiarkan kosong begitu saja.

“Ini yang coba kita perbaiki, kita sudah coba bangun komunikasi, kita usahakan sambungkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Seperti Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, Baling-Baling Bambu,” kata Kepala Disnakeswan NTB, Muhammad Riadi, Rabu (30/8).

Nantinya data para peternak milenial yang telah diberikan diberikan bantuan kandang oleh pemerintah NTB pada 2021 dan 2022 akan disambung kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Karena peternak juga membutuh mitra untuk mereka mengembangkan usahanya.

“Saya belum lihat lanjutnya, hanya memberikan datanya saja, tapi memang kalau dari perusahaan besar ini dia bilang kalau hanya 700 ekor maka peternak akan rugi dan nggak ketemu perekonomiannya,” ungkapnya.

Diakui, peternak bisa mendapatkan nilai ekonomi maka mereka harus memiliki ternak paling tidak sebanyak 2000-2500 ekor. Dari 2000 ekor saja peternak sudah bisa mendapatkan keuntungan untuk ternak itu sendiri, tetapi jika 2500 maka peternak dapat membayar pekerja untuk pemeliharaan.

“Peternakan unggas dengan hewan ini, kalau perunggasan ini minimal skala perekonomiannya itu baru dia ketemu dia memelihara minimal 2000 ekor. Baik ayam petelur atau pedaging,” terangnya.

Sementara itu, melihat minat generasi milenial bergelut di dunia peternakan memang terbilang rendah. Karena mindset peternakan itu bau, kotor dan sebagainya, begitu juga peternian. Padahal jika sudah bergelut dengan peternakan maka mereka bisa menikmati hasil yang cukup besar. Sayangnya minat milenial untuk beternak belum terlalu nampak hingga kini.

“Kesulitan dari modal, sebenarnya tidak sulit. KUR (kredit usaha rakyat) itu kan sudah difasilitasi oleh kementerian, KUR ternak. Untuk nilainya berapa tergantung diberikan oleh pihak banknya, kita hanya menjembatani saja,” jelasnya.

Pemprov sendiri telah berupaya mendorong peternak milenial ini, bahkan dari beberapa tahun lalu. Begitu juga dari Kementerian mendorong peternak dan petani milenial. Bahkan di NTB ada beberapa peternak milenial yang sukses dengan usaha ternak mereka.

“Cuma memulai ini masih ada image petani miskin, peternak miskin. Nah ini yang harus kita rubah, makanya sering dipublikasi anak-anak muda yang sukses beternak dan Bertani. Supaya menarik teman-teman lain,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer