31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiTumbuh Nyaris 50 Persen, Sektor Tambang Topang Ekonomi NTB di Masa Pandemi

Tumbuh Nyaris 50 Persen, Sektor Tambang Topang Ekonomi NTB di Masa Pandemi

Mataram (Inside Lombok) – Sinyal resesi ekonomi semakin menguat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pastikan perekonomian Indonesia akan mengalami resesi pada kuartal III-2020. Kekhawatiran terhadap resesi semakin besar dengan melonjaknya angka kasus positif COVID-19. Hitungan pemerintah, pertumbuhan ekonomi akan kontraksi di kisaran minus 1,1 sampai 0,2 persen.

Di tengah tekanan pandemi COVID-19, pemerintah akui sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan, serta konstruksi mampu beraktivitas secara optimal. Salah satu contohnya adalah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana realisasi investasi dan produktivitas dari sektor pertambangan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian NTB. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), H Mohammad Rum, dari total investasi yang sudah masuk ke NTB pada Triwulan pertama (TW I), sebanyak 50 persen berasal dari sektor pertambangan.

Sektor pertambangan memang tak lepas dari fondasi ekonomi provinsi NTB. Di triwulan II 2020, sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 47,78 persen mampu menahan laju penurunan ekonomi NTB. Pada triwulan II, ekonomi NTB kontraksi 1,4 persen, namun tanpa sektor pertambangan dan penggalian, kontraksi akan lebih dalam lagi hingga mencapai 7,97 persen.

Tambang Batu Hijau milik Amman Mineral menjadi kontributor utama pada pertumbuhan sektor pertambangan di NTB.  Di masa pandemi COVID-19, produktivitas Amman Mineral justru meningkat, melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dalam upaya melindungi karyawannya. Pada periode tersebut, Amman Mineral berhasil meningkatkan produktivitas termasuk produksi listrik, tertinggi sejak tahun 1999, produktivitas operasional shovel hingga 46 persen dan truk hingga 25 persen.

“Kedisiplinan dalam menerapkan protokol pencegahan COVID-19 di tambang Batu Hijau menjadi kunci peningkatan kinerja kami selama masa pandemi. Kedisiplinan tersebut berasal dari kesadaran seluruh individu, sehingga kami sangat mengapresiasi seluruh karyawan dan mitra bisnis yang konsisten bersama-sama berjuang dalam kondisi sulit saat ini,” ucap Kartika Octaviana, Head of Corporate Communications Amman Mineral.

Seluruh karyawan dan mitra bisnis wajib melalui karantina mandiri selama 2 minggu di fasilitas yang disediakan perusahaan sebelum memasuki tambang Batu Hijau. Amman Mineral bekerja sama dengan sejumlah hotel di Mataram untuk fasilitas isolasi mandiri terpusat ini. Kolaborasi tersebut juga dapat membantu roda perekonomian lokal di bidang pariwisata tetap berputar. Tidak hanya itu, pada skala yang lebih besar, Amman Mineral tercatat sebagai penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mineral terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2019.

“Apa yang kami lakukan dan capai adalah wujud komitmen kami bagi pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya NTB, untuk bangkit dari tantangan pandemi COVID-19. Motivasi dan semangat ini selaras dengan semangat yang digaungkan dalam peringatan Hari Pertambangan dan Energi 2020 yang diperingati tanggal 28 September ini, yaitu Pertambangan dan Energi, Bangkit untuk Indonesia Maju,” tutup Kartika.  (Ant)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer