Mataram (Inside Lombok) – Pulau Lombok tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang indah, melainkan memiliki potensi besar dengan berbagai macam kekayaan alam yang diminati pasar global. Seperti tumbuhan vanili organik yang mampu meraup untung puluhan juta. Seperti yang dilakukan oleh kelompok petani di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Salah seorang petani vanili, Supaidi mengatakan kelompok tani yang ada di Sembalun menanam vanili sejak 1997. Beberapa bulan belakangan ini harga vanili organik cukup menjanjikan. Jika kondisi harga sedang bagus bahkan bisa mencapai Rp130 ribu per kilogram (kg) untuk vanili basah, dan lebih mahal lagi jika dijual dalam kondisi kering. “Jika buah vanili bagus bisa dapat Rp30 juta sekali panen, tapi tergantung banyak dan kualitas vanili basah yang dihasilkan juga,” ungkapnya.
Vanili atau yang dikenal dengan istilah “emas hijau” ini ditanam Supaidi di luar pekarangan dengan luas 3 are. Dari luar area tanam tersebut, ia mampu menghasilkan vanili basah 20-30 kg sekali masa panen.
“Di sini ada seribu pohon, kalau penghasilan dari vanili ini luar biasa dan sangat bermanfaat bagi petani, apalagi harganya sangat-sangat bagus, dan harapan kita kedepan dapat mendongkrak hasil ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Penggiat vanili organik, Mohir menambahkan saat ini ada UD Rempah Organik Lombok yang menaungi tiga kelompok petani vanili di Desa Sajang, salah satunya kelompok Gerok Sokong dalam mengembangkan vanili di lahan seluas 186,18 hektare. Dalam setahun, produksi vanili organik di sana antara 5-6 ton dalam sekali panen.
Apalagi dengan membudidayakan vanili di green house, tidak membutuhkan lahan luas. Nilai ekonomis vanili saat ini Rp350 ribu per kg untuk vanili basah dan Rp8 juta per kg untuk vanili kering. Sedangkan untuk pasokan tergantung dari jumlah tanamnya.
“Kalau luasnya yang berpotensi untuk kita tanami dan itu yang sudah di nyatakan tersertifikasi bahwa itu terbebas dari bahan kimia, artinya memungkin kita untuk memproduksi vanili yang berstatus organik dan berstandar di tempat itu dengan luas yang sekian,” ujarnya.
Saat ini permintaan vanili di pasar global sangat tinggi. Bahkan produksi saat ini tidak sebanding dengan permintaan, khusus dari buyer di Amerika Serikat saja. Belum termasuk permintaan dari berbagai negara lainnya. Bahkan ada beberapa puluh kilo masuk ke Prancis, Jerman dan dalam waktu dekat akan bertemu dengan beberapa Buyer dari Timur Tengah.
“Panen bisa dilakukan sampai sekitar 9 bulan. Dalam satu batang vanili, bisa menghasilkan 1 kg vanili basah atau sekitar Rp350 ribu. Kalau dihitung dengan nilai tukar dolar AS saat ini. Satu petani memiliki seribu batang vanili, maka potensi penghasilannya bisa mencapai Rp350 juta sekali musim,” bebernya.
Apalagi vanili ini bisa dibilang biaya produksinya sangat rendah, bahkan tidak sampai Rp30 juta. Selaras dengan keuntungan yang cukup menjanjikan dibandingkan dengan tanaman lainnya. “Ibaratnya vanili ini kalau dilepas saja dia akan tumbuh sendiri, apalagi diurus telaten. Jauh pendapatannya ketimbang menanam cabai, bawang, dan lainnya,” demikian. (dpi)