Mataram (Inside Lombok) – Mendekatkan Museum kepada masyarakat menjadi atensi utama Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini. Hal itu ditunjukkan dengan disusunnya program-program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Salah satu dari program tersebut adalah Lomba Mewarnai tingkat TK dan SD yang diselenggarakan Museum Negeri NTB, Kamis (23/05/2019). Lomba Mewarnai itu sendiri menjadi rangkaian dari program Pesona Khazanah Ramadan yang diselenggarakan di Islamic Center NTB.
Kepala Museum Negeri NTB, Zubair Muslim, menerangkan bahwa lomba mewarnai yang dihadiri oleh 250 peserta dari seluruh TK dan SD se-Kota Mataram tersebut bertujuan untuk mengenalkan langsung Museum secara lebih dekat kepada anak-anak. Hal tersebut untuk memperkenalkan kearifan lokal yang penuh dengan nilai-nilai suri tauladan yang dapat dipetik hikmahnya.
“Karena yang dilukis itu adalah tentang peradaban, kearifan lokal, sehingga dia bertanya dan tahu tentang kearifan dan nilai-nilai lokal khususnya di NTB ini,” ujar Zubair kepada Inside Lombok saat ditemui di lokasi acara.
Menurut Zubai sendiri, melalui lomba mewarnai ini Museum Negeri NTB berusaha melakukan pembentukan karakter bagi para peserta yang masih anak-anak agar tidak terlalu terbawa arus globalisasi. Dimana Museum berperan menjadi rem untuk tetap melihat kembali sejarah yang telah ada sebelumnya.
“Masih ada rem untuk melihat sejarah ke belakang. Peradaban, nilai-nilai budaya orangtua dan nenek moyang tidak kita tinggalkan. Karena itu menjadi dasar ketimuran tetang moral, etika, pendidikan, dan sikap baik untuk diri sendiri maupun masyarakat,” ujar Zubair.
Menambahkan hal tersebut Kordinator Program Lomba Lukis Museum Negeri NTB, M. Satarudin Tacik, menerangkan bahwa Lomba Mewarnai yang digelar Museum Negeri NTB menggabungkan peserta dari TK dan SD dalam satu kelompok.
Para peserta yang berjumlah 250 orang tersebut dengan didampingi oleh orang tua dan pendamping sekolah masing-masing berkumpul di Islamic Center NTB menggoreskan alat mewarnai mereka untuk memperebutkan hadiah berupa piala dan uang pembinaan. Walaupun begitu, mendekatkan Museum kepada masyarakat tetap menjadi target utama program tersebut.