30.5 C
Mataram
Kamis, 2 Mei 2024
BerandaHukumPDIP NTB akan Minta Mabes Polri dan Komnas HAM Turun Investigasi ke...

PDIP NTB akan Minta Mabes Polri dan Komnas HAM Turun Investigasi ke Sekotong

Lombok Barat (Inside Lombok) – PDIP NTB mengecam tindakan persekusi terhadap kadernya berinisial S yang membuatnya hampir meregang nyawa dan saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit, lantaran isu dugaan asusila yang dituduhkan dilakukan S terhadap anaknya.

Namun belakangan justru muncul pengakuan dari anak S yang mengatakan bahwa sang ayah tak sedikit pun pernah melakukan pelecehan terhadap dirinya.

Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPD PDIP NTB, Raden Nuna Abriadi menyebut, jika kepolisian di daerah tak serius dalam menangani kasus persekusi tersebut, pihaknya akan meminta Mabes Polri dan Komnas HAM untuk turun melakukan investigasi. Supaya kasus tersebut terungkap secara terang benderang.

“Kami di PDIP NTB mendorong, meminta, memohon, agar kasus penganiayaan terhadap kader kami diambil alih oleh Mabes Polri Republik Indonesia. Agar ada kepastian terhadap penegakkan hukum kita. Kalau ini kita biarkan ini akan menjadi persepsi buruk bagi penegak hukum di negeri kita tercinta,” ujar Nuna, dalam konferensi pers di kantor DPD PDIP NTB, Kamis (20/07/2023) kemarin.

- Advertisement -

Nuna sangat menyesalkan apa yang diberitakan oleh beberapa pihak setelah kejadian itu, yang seolah langsung membenarkan dugaan tindakan asusila tersebut. Terlebih setelah adanya pernyataan yang disampaikan oleh Kapolres Lobar dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi yang seolah membenarkan. Padahal, kata dia kasus itu masih dalam proses lidik, belum masuk tahap penyidikan. “Tapi kok berani mengatakan S adalah pelakunya,” heran dia.

Sehingga hal itu dinilai turut membangun opini buruk di tengah masyarakat, terkait hal yang belum pasti kebenarannya. “Ini yang akhirnya membangun opini di tengah masyarakat bahwa kader kami ini betul melakukan tindakan asusila terhadap anak kandungnya sendiri. Padahal ini masih panjang prosesnya, tetapi dengan menggiring opini oleh institusi resmi negara kita ini (Kepolisian) kemudian membuat brain ditengah masyarakat bahwa kejadian itu betul terjadi. Ini yang kita sesalkan sekarang,” ketus Nuna.

Pihaknya PDIP NTB pun meminta, agar Kapolres Lobar segera memberikan klarifikasi dan mencabut pernyataan tersebut. Karena kata dia, itu sangat melukai perasaan keadilan partainya, beserta keluarga kadernya yang bersangkutan.

“Kami hanya ingin mengajak aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas dalam menegakkan ini,” ungkapnya. Karena lanjut Nuna, ini adalah peristiwa pidana umum penganiayaan yang mana negara dalam hal ini kepolisian harus turun secara langsung untuk mengusut secara tuntas. Namun, sejak peristiwa itu terjadi pada Minggu (16/07) lalu dan videonya ramai beredar di media sosial, hingga kini polisi dinilai belum juga mengambil tindakan.

“Sebab peristiwa ini kita sudah menyaksikan secara langsung foto dan videonya dan pelakunya ada. Tidak perlu ada delik aduan dari partai seharusnya,” tukas dia.

Oleh sebab itu, pihak PDIP NTB tidak akan tinggal diam untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Bahkan pihaknya akan meminta Komnas HAM dan Mabes Polri untuk turun investigasi ke Kecamatan Sekotong. Agar kasus itu bisa terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

“Kami minta Mabes Polri untuk turun melakukan investigasi dan penyelidikan terhadap peristiwa ini di Sekotong. Justru ini cara kami membersihkan institusi kepolisian agar benar-benar berani menegakkan keadilan hukum walaupun berat,” tegasnya.

Sebab pihaknya meyakini kejadian Persekusi itu tidak mungkin terjadi begitu saja. Pihaknya menilai adanya indikasi pertemuan yang terjadi sebelum itu, yang dirasa menjadi rangkaian dari peristiwa yang berujung pada pengeroyokan tersebut. Namun, Nuna mengatakan pihaknya tidak ingin terlalu jauh menilai, sebab sudah menjadi ranah kepolisian yang memiliki wewenang untuk mengungkap hal itu.

“Persoalan kronologi kejadian sampai persekusi itu terjadi saya pikir aparat kepolisian yang harus melakukan (mengungkap) ini. Kami hanya akan berikan data sebagai pembanding saja. Kami percaya dan mencintai institusi Polri ini agar benar-benar bisa melakukan penegakan hukum,” imbuhnya.

Karena pihaknya dengan tegas mengatakan, bahwa tindakan persekusi itu tidak dapat dibenarkan terlepas dari benar atau tidaknya isu yang beredar. Terlebih belakangan, muncul pengakuan dari anak S yang menegaskan bahwa ia tak sedikit pun pernah dilecehkan oleh sang ayah, seperti isu yang ramai beredar.

Sehingga kepolisian diharapkan mampu mengungkap kebenaran dengan seadil-adilnya dalam kasus persekusi tersebut. “Tetapi apabila proses ini tidak berjalan seperti yang kita inginkan, ya partai akan bergerak untuk penegakan hukum itu,” tandas politisi asal KLU itu.

Sementara itu, Kapolres Lobar AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi mengatakan bahwa konfirmasi terkait peristiwa itu saat ini sudah ditangani oleh Polda NTB. “Untuk semua release sudah ditangani Polda NTB melalui Kabid Humas, terima kasih,” singkatnya, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Jumat (21/07/2023). (yud)

- Advertisement -

Berita Populer