29.5 C
Mataram
Rabu, 8 Mei 2024
BerandaKesehatanJadi Sub Sistem Kesehatan Nasional, RSUD dr R Soedjono Selong Benahi Sistem...

Jadi Sub Sistem Kesehatan Nasional, RSUD dr R Soedjono Selong Benahi Sistem Rujukan Pasien

Lombok Timur (Inside Lombok) – RSUD dr R Soedjono Selong mengedepankan transformasi pelayanan kesehatan demi terciptanya pendekatan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Salah satunya dengan membenahi sistem rujukan pasien.

Wakil direktur Pelayanan RSUD Soedjono Selong, Bardan Salim mengatakan saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memang semakin mendekatkan dan memperluas pelayanan kesehatan pada masyarakat. Terutama untuk penyakit prioritas nasional seperti layanan stroke, jantung, kanker, uronefrologi.

“Perluasan layanan ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mekanisme pelayanan rujukan dan peningkatan akses serta mutu pelayanan rumah sakit,” ungkapnya, Jumat (27/04/2024).

Dijelaskannya, sebelumnya pasien harus dirujuk ke Mataram bahkan Denpasar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, lantaran tidak adanya fasilitas yang dimiliki RSUD dr R Soedjono Selong. Namun kini RSUD Selong dijadikan Sub Sistem Kesehatan Nasional, Pemerintah Pusat mendesain rumah sakit tersebut mampu menangani penyakit-penyakit yang menjadi penyumbang terbesar kematian di Indonesia.

- Advertisement -

“Melalui program pusat ini, kini kita di RSUD memiliki alat Cath Lab yang merupakan alat untuk menghasilkan gambaran pembuluh darah secara detail sekaligus melakukan tindakan intervensi, dan itu telah dibangun pada 2023,” jelasnya. Terkait Cath Lab ini, pihak rumah sakit hanya menyediakan gedungnya saja, sedangkan alatnya yang seharga sekitar Rp15 miliar disediakan Kementerian Kesehatan.

Selain itu, RSUD Soedjono Selong juga ditunjang dengan alat CT Scan 128 slices yang akan mengcover pasien-pasien jantung dan stroke. Kendati alat itu sudah ada di RSUD Selong, saat ini masih terkendala SDM spesialis untuk operasionalnya.

“Contoh penyakit stroke, kita harus memiliki neuro intervensi, jadi di sini kita harus punya dokter spesialis syaraf sehingga kita akan sekolahkan lagi atau felosite selama 1 tahun, setelah dia selesai baru dia memiliki izin untuk menangani kasus stroke atau mengoperasikan alat Cath Lab,” bebernya.

Lebih lanjut, Bardan mengungkapkan bahwa terkait SDM tersebut tentu butuh proses, apalagi ini merupakan skala nasional tentu banyak persaingan, serta banyak persyaratan yang harus terpenuhi untuk memasukkan sejumlah Sdm yang dimiliki oleh RSUD Soedjono Selong.

“Kami akan terus berusaha untuk melengkapi yang kurang, bahkan kami sudah punya beberapa dokter spesialis yang siap bekerja di RSUD, salah satunya spesialis bedah syaraf, tinggal menunggu waktu saja,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer