Mataram (Inside Lombok) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan pelayanan vaksin COVID-19 untuk tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Mataram terkendala sistem aplikasi kuota yang diberikan per hari hanya 15 orang.
“Jumlah nakes kami sebanyak 1.120 orang, kalau dikasi kuota hanya 15 orang per hari, maka prosesnya bisa lama bahkan sampai sebulan lebih,” kata Plt Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram dr Tris Cahyoso di Mataram, Selasa.
Karena itu, untuk mempercepat proses pelayanan pemberian vaksin COVID-19 kepada nakes di RSUD Mataram, telah dilakukan berapa upaya diantaranya meminta tambahan dosis vaksin secara manual ke Dinas Kesehatan, serta mengajukan tambahan melalui sistem aplikasi yang ada.
“Dua upaya itu ternyata tidak bisa dilakukan, bahkan untuk usulan melalui aplikasi kemarin kita sudah coba usulkan dari pukul 15.00 Wita sampai pukul 19.00 Wita, tetapi sistemnya tidak bisa terbuka,” katanya.
Hari ini, tambah Tris, rencananya Dirut RSUD Mataram dr H Lalu Herman Mahaputra akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB, serta pihak terkait lainnya untuk membahas terkait kendala pemberian vaksin COVID-19.
“Harapan kita, semoga setelah rakor nanti akan ada solusi terhadap kendala yang kita hadapi,” katanya.
Oleh karena itu untuk sementara, lanjutnya, hari ini pihaknya telah mengarahkan nakes di RSUD mendaftar vaksinasi COVID-19 melalui 11 puskesmas se-Kota Mataram, daripada harus menunggu lama.
Namun, proses pemberian vaksin nakes di RSUD Mataram tetap berjalan dengan kuota sama dengan dua hari sebelumnya yakni sebanyak 15 orang. Namun, karena pada hari sebelumnya ada 9 orang yang tidak hadir sehingga diakumulasi menjadi 24 orang.
“Kalau 9 orang nakes yang tidak hadir kemarin hari ini datang semua, maka kita akan memvaksin 24 orang nakes dalam dua sesi,” ujarnya.
Selain kendala sistem, lanjut Tris, pelaksanaan vaksin COVID-19 kepada tenaga nakes, tidak ada kendala. “Kendala saat ini hanya sistem, nakes yang mau daftar tidak bisa masuk karena keterbatasan kapasitas,” katanya. (Ant)