Lombok Timur (Inside Lombok) – Guna membantu mahasiswa di Lotim yang akan menempuh pendidikan di luar NTB, Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Lotim, berikan layanan rapid test gratis.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Lotim, H Pathurrahman mengatakan layanan rapid test gratis tersebut untuk memberikan kemudahan bagi pelajar maupun mahasiswa Lotim yang akan ke luar daerah. Selain itu memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan pelajar, hal itu juga sebagai bentuk deteksi lebih dini paparan covid-19 pada mahasiswa maupun pelajar.
“Kita akan pastikan pelajar dan mahasiswa kita bebas dari covid-19 sebelum sampai ke luar daerah, sehingga nantinya tidak ada yang mengatakan adanya klaster Lombok di daerahnya,” ucapnya.
Adapun beberapa syarat yang harus dilengkapi para pelajar maupun mahasiswa, untuk biasa mengikuti rapid test tersebut cukup mudah. Hanya dengan membawa kartu pelajar maupun mahasiswa dan surat keterangan dari kampus maupun sekolah terkait akan dimulainya proses belajar.
“Kita siapkan cukup banyak kuota rapid test, sehingga mahasiswa kita tidak perlu khawatir kehabisan stok rapid test,” ungkapnya.
Pelayanan rapid test ini mulau dibuka dari hari senin (29/06/2020), belum dipastikan kapan akan ditutup sebelum semua mahasiswa dan pelajar asal Lotim semuanya rapid test.
“Dari hari senin sampai siang ini (02/07/2020) mahasiswa yang ikut rapid test sebanyak 31 orang dan tidak ada yang reaktif,” katanya
Selain itu, salah seorang mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di Bandung, Jawa Barat, Irma mengatakan dengan adanya pelaksanaan rapid test gratis untuk mahasiswa dan pelajar yang menempuh pendidikan di luar daerah, dikatakannya sangat membantu dan meringankan beban mereka.
“Kami merasa sangat terbantu dan berterima kasih kepada Pemkab Lotim melalui satgas covid-19,” ujarnya.
Pelaksanaan pembelajaran di luar daerah tidak seketat di NTB, para mahasiswa dan pelajaran di luar daerah diharuskan membawa surat hasil rapid test di daerah masing-masing untuk bisa ikut memulai pembelajaran di kampus.
“Biaya yang sangat mahal untuk bisa rapid test tentu memberatkan para mahasiswa, belum lagi kantong kita sebagai mahasiswa tergantung dari pemberian orang tua,” pungkasnya.