Lombok Barat (Inside Lombok) – Perempuan dinilai memegang peran penting dalam upaya menurunkan angka stunting. Karena dalam rumah tangga perempuan memiliki peran strategis dalam mengatur asupan gizi, hingga pola hidup anggota keluarganya. Termasuk memiliki kepekaan terhadap kondisi kesehatan keluarganya.
Sehingga Bupati Lobar, Sumiatun meminta agar kader posyandu dan Gabungan Organisasi Wanita saling bahu-membahu dalam memberikan edukasi kepada para perempuan, terutama para ibu sebagai upaya menurunkan angka stunting di Lobar. Menurutnya, sejauh ini angka stunting di Lobar sudah berada di bawah target nasional.
“Capaian kita dalam menekan stunting di Lobar tahun ini sudah berada di angka 12,38 persen di bulan Agustus lalu. Ini sudah di bawah target nasional yang menargetkan angka 14 persen di tahun 2024,” ungkap Bupati perempuan pertama di Lobar ini, akhir pekan kemarin.
Sehingga ia meminta kepada semua pihak terkait untuk sama-sama bekerja keras dan berkolaborasi, agar di 2024 mendatang, angka stunting Lobar bisa mencapai satu digit. “Untuk bisa mencapai angka itu tentu kita juga sangat membutuhkan peran perempuan. Karena perempuan sangat peka terhadap kondisi kesehatan fisik anak-anak,” imbuhnya.
Selain itu, perempuan juga dinilai memiliki peran aktif dalam mendukung program penurunan stunting. Hal ini dimulai dari pendampingan, edukasi dan sosialisasi di lingkungan masing-masing.
“Mari kita tingkatkan peran kita dan tingkatkan kolaborasi kita untuk menurunkan angka stunting di Lobar. Tentunya perempuan memiliki kemampuan dalam mengasuh dan merawat anak dengan baik,” lugasnya.
Sementara itu Kabid Sosbud, Bappeda Lobar, Mutmainnah menuturkan saat ini angka stunting di Lobar ada di kisaran 12, 38 persen. Dari yang awalnya sekitar 18,67 pada tahun 2022 lalu. Progres ini pun dikatakannya sudah mampu melampaui target RPJMD Lobar yang angkanya berkisar 17 persen untuk tahun ini.
“Alhamdulillah per Agustus 2023 itu kita angkanya 12,38, sudah melampaui harapan nasional yang 14 persen di tahun 2024,” papar Mutmainnah, belum lama ini. Untuk terus menekan angka stunting ini, pendampingan yang dilakukan oleh Pemda Lobar terhadap keluarga berisiko stunting ini pun kian dimassifkan.
Di mana yang masuk dalam kategori keluarga berisiko stunting ini, kata dia, diantaranya. “Misalnya dia memiliki remaja, dia memiliki anak kecil balita, kemudian ada ibu hamil di dalamnya. Itu berisiko stunting kalau tidak diberi atensi,” jelasnya.
Ditegaskan, keluarga berisiko stunting itu tidak hanya keluarga yang anggotanya mengalami stunting saja. “Mudah-mudahan sesuai dengan harapan Bupati, di tahun 2024 angkanya bisa 8 persen di tahun 2024,” pungkas Mutmainnah. (yud)