Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) NTB mencatat ada 4.206 orang yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2024. Dari jumlah itu, ada tujuh orang pasien yang meninggal dunia, meliputi tiga orang di Kota Mataram, dua orang di Lombok Barat, satu orang di Kabupaten Sumbawa Barat, dan satu orang di Kota Bima.
Kepala Dikes NTB, Lalu Hamzi Fikri mengatakan Lombok Barat menjadi daerah yang paling banyak mencatatkan kasus DBD, yaitu sebanyak 1.012 kasus. “Melalui sistem kewaspadaan dini dan respon serta penyelidikan epidemiologi, kami dapat lakukan satu kali 24 jam ketika terjadi peningkatan kasus,” ungkapnya, Selasa (14/01).
Untuk mendiagnosa DBD, Dikes NTB telah menyiapkan sejumlah fasilitas pemeriksaan NS1 (alat pendeteksi DBD) di setiap puskesmas. Apabila terdapat lonjakan kasus DBD di suatu daerah, Dikes NTB akan memantau selama tiga minggu berturut-turut agar tak lagi terdapat jentik.
“Kami pun akan tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dan memantau angka bebas jentik di masing-masing daerah yang akan berkoordinasi dengan puskesmas,” jelas Fikri.
Fikri menjelaskan, angka kematian akibat DBD tahun 2024, tidaklah setinggi tahun 2023 yang mencapai 25 orang. Sementara, kasus DBD pada tahun 2023 hanya 3.447 kasus, cukup rendah dibandingkan tahun 2024. “Kewaspadaan harus senantiasa ditingkatkan, apalagi dalam musim penghujan ini,” pesan Fikri.
“Selain memberantas sarang nyamuk, jangan lupa menggunakan obat anti nyamuk dan lotion-lotion yang melindungi tubuh. Harus senantiasa waspada,” tandas Fikri. (gil)