Mataram (Inside Lombok) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan pelayanan kesehatan ke rumah pasien atau “home care”, bagi pasien yang masih trauma atau takut datang berobat ke rumah sakit di masa pandemi COVID-19.
“Bagian unit rehabilitasi medis juga kita minta untuk menghubungi pasien-pasien lama yang memiliki penyakit tertentu untuk mengetahui kondisi dan kabar pasien,” kata Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Jumat.
Dokter Jack begitu Dirut RSUD Kota Mataram ini akrab disapa, apabila pasien yang dihubungi tersebut membutuhkan perawatan di rumah, maka tim medis dari “home care” RSUD Mataram segera menuju lokasi rumah pasien.
“Hal ini kita lakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang masih trauma atau datang berobat ke rumah sakit akibat pandemi COVID-19. Tugas kita memang melayani bukan dilayani,” katanya.
Kasus COVID-19, katanya, memang tidak akan pernah hilang karenanya masyarakat harus tetap mendapatkan edukasi tentang penerapan protokol kesehatan COVID-19, namun jangan sampai merasa takut untuk datang berobat ke rumah sakit.
“Kalau warga takut datang berobat kan kasian. Apalagi, pasien yang menderita kencing manis yang harus rutin minum obat dan mendapat suntikan. Kalau obat bisa dibeli, tapi untuk injeksi memang harus dilakukan tim medis,” katanya.
Terkait dengan itu, dr Jack yang juga menjadi Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Nusa Tenggara Barat, mengajak semua RS agar memberikan pelayanan terbaik dan memberikan edukasi agar masyarakat tidak takut berobat ke RS.
Apalagi, katanya, sejak pandemi COVID-19, tingkat kunjungan pasien reguler khusus di RSUD Kota Mataram menurun hingga mencapai 150-200 pasien per hari. Sebelum COVID-19, sehari jumlah pasien bisa mencapai 1.000 orang.
Namun demikian, lanjutnya, sejak adanya kebijakan normal baru dan pelayanan pasien reguler mulai dibuka sejak akhir Mei 2020, tingkat kunjungan mulai naik secara bertahap.
“Sekarang kunjungan pasien reguler sudah naik menjadi sekitar 600 orang per hari, namun itu masih di bawah kunjungan sebelum COVID-19,” katanya. (Ant)