34.5 C
Mataram
Jumat, 11 Oktober 2024
BerandaKriminalAlami Tekanan, Korban Perkosaan Ayah Kandung di Narmada Diberi Pendampingan Psikologis

Alami Tekanan, Korban Perkosaan Ayah Kandung di Narmada Diberi Pendampingan Psikologis

Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Lobar memberi pendampingan psikolog pada korban pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah kandungnya di Narmada. Pasalnya, korban yang saat ini masih tetap tinggal bersama keluarga diakui mengalami trauma.

“Teman-teman dari UPT PPA sudah beberapa kali mengunjungi korban. Sekarang kita dalam tahap pendampingan dari tenaga psikolog,” beber Sekretaris DP2KBP3A Lobar, Erni Suryana saat dikonfirmasi di Gerung, Jumat (31/12/2021).

Saat ini proses pendampingan dari psikolog klinis berjalan satu kali dalam sepekan. Namun, dari pihak UPT PPA diakuinya tetap intens untuk memantau kondisi korban di rumahnya.

“Dia tinggal di rumahnya, karena dia ndak bisa dan ndak mau dipisahkan dengan adiknya. Dan adiknya pun ndak mau pisah,” tuturnya.

- Advertisement -

Dengan kondisi itu, korban dan saudaranya memerlukan perhatian khusus dari keluarga. Agar jangan sampai mereka justru menjadi terlantar. Mengingat ayah korban saat ini sudah ditahan pihak kepolisian dan ibunya masih berada di luar negeri. Untuk itu, kondisi psikologis korban diakui sangat membutuhkan perlindungan dan dukungan.

“Kelihatan dari hasil dengan psikolog, korban mengalami tekanan dan gangguan psikis, apalagi dia masih anak-anak,” ungka Erni. Pihaknya dalam hal ini diakuinya hanya sebatas memberikan pendampingan pada kasus yang dialami. Agar korban mendapatkan keadilan dan pengobatan untuk trauma yang dialami.

“Nanti akan kita komunikasikan juga dengan Dinas Sosial bagaimana pengasuhan anak-anak itu,” imbuh Erni.

Namun, jika mereka tetap merasa lebih aman dan nyaman bersama keluarga, maka ia pun akan mendukung itu. Tentu dengan tetap memantau dan memberi pendampingan.

Syukurnya, lanjut Erni, korban masih tetap mau bergaul bersama teman-temannya. Sehingga pihaknya akan koordinasi dengan pihak sekolah, agar korban tetap bisa mendapatkan kenyamanan dan perlindungan.

“Tapi kalau korban ingin pindah ke tempat yang baru, nanti akan kami fasilitasi,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer