Mataram (Inside Lombok) – Seorang balita inisial RKR yang baru berusia 1,5 tahun meninggal diduga akibat tabrak lari yang terjadi tepat di depan gerbang rumahnya. Ibu korban, Asmuji Karya Putri pun menuntut keadilan dan berharap kepolisian bisa bergerak cepat menangani kasus tersebut.
Insiden tragis itu terjadi pada Rabu (20/11) lalu di Perumahan Puri Anggrek, Lingkungan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Terduga pelaku yang diketahui berinisial MJF pun sudah menjalani pemeriksaan kepolisian.
Pengasuh RKR, Nurmayunita menerangkan peristiwa tragis itu bermula saat ayah korban pulang menjemput kakak korban dari sekolah sambil membawakan es krim. “Ayahnya membawa es krim, dan almarhumah sangat senang sampai tidak melanjutkan makanannya. Dia langsung meminta es krim tersebut,” tuturnya saat ditemui di rumah korban, Selasa (26/11/2024).
Korban pun sempat lepas dari penglihatan Nur saat dirinya sedang memasukan sisa es krim ke dalam kulkas, kemudian mengurusi pekerjaan rumah di dapur. Saat tidak menemukan korban di dalam rumah, Nur pun mencari ke luar dan menemukan RKR sudah tergeletak di jalan dalam kondisi kepala berlumuran darah sambil masih memegang sisa es krimnya.
“Saya sempat mengira dia hanya tidur di jalan karena ngambek. Namun, saat saya coba angkat, saya terkejut melihat darah sudah bercucuran dari kepalanya, telinga dan hidung,” beber Nur dengan suara bergetar. Saat ditemukan di depan rumah itu, korban masih meringis kesakitan.
RKR pun sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Nahas, nyawa balita itu tak tertolong dan diduga meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Atas peristiwa itu, ibu RKR, Asmuji Karya Putri mengungkapkan awalnya tidak ada yang mengetahui siapa pelaku tabrak lari anaknya. Namun kecurigaan muncul saat terduga pelaku MJF datang ke rumah mereka untuk menyampaikan belasungkawa dan meminta maaf.
“Dia tidak langsung mengakui, hanya menyampaikan belasungkawa. Tapi kemudian suami dan mertuanya datang ke rumah dan akhirnya mengakui bahwa dia yang menabrak,” ungkap Asmuji. Ia pun menyesali sikap terduga pelaku yang meninggalkan RKR begitu saja dalam peristiwa tabrak lari itu. Padahal, terduga pelaku disebutnya merupakan seorang dokter anak.
“Andai dia saat itu langsung periksa dan kasih pertolongan ke anak saya, mungkin dia saat itu masih hidup,” lirihnya sambil berusaha menahan air mata. Asmuji juga mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya penanganan kasus ini oleh pihak kepolisian. Padahal, kasus tersebut sudah seminggu berlalu dan polisi juga sudah memeriksa dirinya dan terduga pelaku. “Anak saya sudah tidak ada, tapi terduga pelaku masih bebas beraktivitas. Saya berharap dia dihukum seberat-beratnya dan dicabut profesinya,” tegasnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Mataram, AKP Yozana Fajri Sidik menyatakan pihaknya telah mengumpulkan sejumlah keterangan saksi, rekaman CCTV, dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Atas dugaan kasus tabrak lagi yang menyebabkan korban meninggal dunia tersebut.
“Kendaraan terduga pelaku sudah kami amankan di unit laka. Dari pemeriksaan, tidak ditemukan bercak darah pada kendaraan. Namun, pengemudi mengaku sempat merasa melindas sesuatu seperti batu atau bata,” jelas AKP Yozana.
Saat ini, pihak kepolisian masih melengkapi bukti dan keterangan sebelum menyerahkan kasus ini ke unit Reskrim. “Apabila semua keterangan dan bukti sudah terkumpul, kasus ini akan kami limpahkan sesuai prosedur hukum yang berlaku,” pungkasnya. (yud)