Lombok Tengah (Inside Lombok)- SDN 2 Leneng yang berada di Jln Gajah Mada Praya digasak maling, Selasa (27/10/2020) sekitar pukul 2:00 dini hari. Sebanyak dua unit computer, dua unit laptop dan satu paket salon hilang.
“Total kerugian sekitar Rp20 juta. Kejadiannya tadi malam”,kata kepala sekolah SDN 2 Leneng, Hj. Baiq Nurjannah di kantornya, Selasa (27/10/2020).
Pelaku pencurian diperkirakan bereaksi dengan melompati tembok pagar sekolah kemudian masuk ke dalam ruang guru yang terkunci melalui atap.
Pelaku selanjutnya mencongkel plafon dan turun dengan menggunakan etalase yang berada di ruangan itu.
“Pelaku sepertinya sudah mengetahui tentang seluk beluk beluk ruangan di sekolah ini sehingga lancar menjalankan aksinya”,kata Nurjannah.
Pihaknya juga menduga kalau aksi pencurian ini tidak dilakukan oleh satu orang melainkan lebih dari itu. Di mana, pelaku yang masuk ke dalam ruang guru untuk mengambil barang-barang elektronik tersebut disinyalir merupakan anak-anak atau remaja.
“Karena kalau ukuran tubuh orang dewasa itu tidak mungkin bisa masuk melalui atap dengan lubang kecil”,ujarnya.
Ke depan pihaknya akan lebih berhati-hati dan berencana untuk memasang CCTV untuk mencegah terjadinya aksi pencurian lagi. “Ini baru pertama kali terjadi. Ada penjaga sekolah tapi tidak diam di sekolah”,katanya.
Sementara itu, insiden pencurian ini sudah dilaporkan ke Polsek Praya.
Senada dengan itu, PlH Kapolsek Praya, IPTU Majmuk kepada wartawan mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait dengan aksi pencurian yang terjadi di SDN 2 Leneng tersebut.
“Tim sudah langsung turun ke TKP begitu menerima laporan”, lanjutnya.
Saat ini Polsek Praya sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku pencurian itu. Patroli juga tetap dilakukan sampai malam hari. “Tapi mungkin pencurinya lebih satu langkah dari kita”,ujarnya.
Sementara itu, semua masyarakat maupun pihak sekolah diminta untuk lebih berhati-hati. Pasalnya, aksi pencurian baru-baru ini juga terjadi di SDN 2 Praya. Namun, pihaknya tidak bisa memastikan apakah pelaku pencurian di dua sekolah dasar ini adalah orang yang sama.
“Kita masih lakukan penyelidikan”, ujarnya.