Mataram (Inside Lombok) – Persoalan buruknya infrastruktur jalan dan jembatan akses ke Dusun Meang, Desa Pengantap, Sekotong, Lombok Barat menarik perhatian banyak pihak. Buruknya jalan dan jembatan itu telah banyak memakan korban, termasuk Harni Puspitasari, seorang ibu yang melahirkan di tengah jalan desa, lantaran tak ada alat transportasi yang bisa diakses.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial itulah yang menginspirasi puluhan aktivis meluncurkan ‘Koin untuk Meang’, sebuah gerakan mewujudkan Jembatan Harapan bagi Warga Meang.
Gerakan yang diluncurkan pada 15 April lalu dalam gawe Berayan Ramadhan, di Bale Berayan pun disambut baik oleh warga Dusun Meang. “Saya ingin menyampaikan salam dan ucapan terima kasih dari warga Meang, atas perhatian semua kawan-kawan yang hadir di sini, yang mewujudkan Gerakan Koin untuk Meang,” kata Fauzi, warga Meang yang tengah menempuh kuliah di Universitas Mataram.
Fauzi menuturkan buruknya jalan dan jembatan ke Dusun Meang telah berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan warga Meang. Mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. “Seingat saya pelayanan posyandu terakhir, waktu saya kelas dua SD, setelah itu tak pernah ada lagi pelayanan posyandu bagi warga kami,” kata Fauzi.
Jembatan untuk Meang rencananya akan dibangun dari donasi publik melalui gerakan Koin untuk Meang. Jembatan itu tengah dirancang oleh Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram. Bagi publik yang ingin terlibat mewujudkan koin untuk Meang, bisa berdonasi melalui rekening Bank Mandiri, no 1610011884827, atas nama Fauzi. Perkembangan penggalangan dana ini akan dilaporkan secara berkala melalui media sosial Facebook dan Instagram, @SolidaritasMeang. (r)