27.5 C
Mataram
Rabu, 26 Juni 2024
BerandaLombok BaratBelum Sentuh Pasar E-Commerce, Homestay Berbasis Warga di Lobar Masih Stagnan

Belum Sentuh Pasar E-Commerce, Homestay Berbasis Warga di Lobar Masih Stagnan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Para pengelola homestay berbasis warga yang ada di desa wisata di Lombok Barat (Lobar) diberi pelatihan untuk menambah wawasan dan jejerangi pemasaran mereka. Pasalnya, masalah pemasaran yang belum menyentuh pasar daring membuat usaha homestay di desa-desa wisata belum bergerak signifikan, sehingga perlu upaya untuk dapat meningkatkan promosi agar dapat menggaet banyak pengunjung.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar, Agus Gunawan mengatakan para pemilik homestay perlu melakukan pendekatan dengan para tamu, layaknya teman dan keluarga. Sehingga para tamu akan merasakan kehangatan dan kenyamanan. “Kalau itu berhasil, setiap tahun dia (wisatawan) akan datang kembali. Bayangkan, kalau mereka menginap satu keluarga, dikalikan dengan puluhan homestay yang ada,” ujarnya saat dimintai keterangan di sela-sela pelatihan pengelolaan homestay yang digelar pihaknya, Rabu (12/06/2024).

Oleh karena itu, pihaknya pun menggelar pelatihan sebagai upaya untuk memberikan bekal. Karena dari sekitar 50 homestay berbasis warga yang ada di Desa Wisata Lobar, sebagian besar belum terlalu berkembang. Lantaran promosi yang mereka lakukan dianggap masih manual dan belum terdaftar dalam e-commerce.

“Bukan masalah kurang peminat, tapi teman-teman (pengelola homestay) ini banyak yang belum aktif (menjual) melalui e-commerce. Saya kira ini salah satu kendalanya,” terang Kabid Pengembangan SDM Pariwisata Dispar Lobar, Erwin Rachman.

- Advertisement -

Pihaknya menilai penting para pengelola homestay di Lobar diberikan ilmu baru untuk bisa promosi melalui e-commerce. Termasuk soal bagaimana menjalin kerja sama untuk membuat paket penawaran kunjungan wisata dengan pengelola objek wisata yang dekat dengan homestay mereka. “Nanti kita ada materi digital marketing, soal e-commerce juga. Dengan harapan agar teman-teman yang belum ini, bisa mencontoh teman-teman yang sudah jalan,” ujarnya.

Dia menuturkan, dari beberapa homestay yang sudah mulai menjajaki e-commerce, saat ini mereka bisa dengan cepat mendapatkan banyak tamu, bahkan dari mancanegara. “Karena gak mungkin kan untuk memesan homestay yang harganya mungkin hanya Rp150 ribu, tamunya manual,” imbuhnya.

Dia menekankan bahwa hal utama yang perlu disiapkan oleh para pengelola homestay untuk dapat mengembangkan usahanya adalah kebersihan. Baik itu kebersihan kamar, toilet. Disamping perlu juga menelaah potensi-potensi lain yang bisa ditawarkan. Misalkan terkait dengan atraksi budaya ataupun wisata apa yang bisa dijual. Sesuai dengan keragaman yang ada di kawasan homestay tersebut berada.

“Nanti kan mereka daftar untuk gabung ke e-commerce, trus nanti kan mereka juga kirim fotonya (untuk memastikan kebersihan), dijelaskan juga atraksi apa saja yang ada di desa itu. Jadi bisa dinilai dari situ oleh pihak e-commerce seperti booking.com misalnya,” papar Erwin.

Sehingga dia menilai pentingnya sebuah kolaborasi antara pemerintah desa, dengan para pengelola homestay. “Salah satu yang menjadi kelemahan juga terkait belum adanya paket wisata yang terintegrasi, antara pemilik homestay dengan pengelola destinasi wisata,” jelasnya lagi.

Karena kata dia, biasanya wisatawan yang datang, terutama turis mancanegara. Itu mereka lebih ingin melihat, terlibat, dan mempelajari atraksi yang ditawarkan oleh pengelola. Maka, mereka datang tidak hanya untuk menginap, tetapi juga berwisata dan belajar. Sehingga dibutuhkan hubungan yang terintegrasi antar pemilik homestay dengan pengelola wisata. “Makanya, akan ada juga materi membuat paket wisata. Karena bagi wisatawan, pengalaman itu lah yang mahal,” pungkasnya.

Nantinya setelah pelatihan tersebut, perkembangan pemasaran dan pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola akan dipantau terus oleh Dispar bersama dengan Lombok Homestay Association. Termasuk juga mereka akan memberikan pendampingan, jika para pengelola homestay mengalami kendala. “Nanti mereka tergabung di situ, akan diberikan juga pendampingan dan pemberdayaan,” tutupnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer