Lombok Barat (Inside Lombok) – Perhatian Pemda Lobar terhadap para tokoh agama, termasuk guru ngaji, serta marbot masjid dinilai masih minim. Sehingga DPRD Lobar melalui Komisi IV mengusulkan insentif bagi para guru ngaji, marbot masjid, termasuk juga tokoh agama lainnya di seluruh wilayah Lobar.
“Kalau di Dinsos, kita minta guru ngaji, marbot di setiap dusun harus diberikan insentif,” tegas Ketua Komisi IV DPRD Lobar, Muhali. Menurutnya, banyak dari mereka yang begitu ikhlas menjalankan tugasnya. Bahkan tingkat keikhlasan mereka itu dinilai tidak dimiliki oleh semua orang.
Karenanya, pihak dewan meminta kepada Pemda Lobar untuk menganggarkan insentif bagi mereka. “Termasuk juga pemangku dikalangan Umat Hindu dan juga tokoh agama lainnya,” imbuh dia.
Tak hanya tokoh agama dan guru ngaji maupun marbot masjid. Namun, politisi PPP itu juga meminta Pemda Lobar untuk lebih memperhatikan pekerja sosial lainnya. “Mereka sudah berkontribusi kepada masyarakat bahkan pemerintah. Yang Hindu, Budha dan yang lainnya, jangan sampai kita hanya menilai setengah hati. Pemuka atau tokoh agama lainnya perlu diperhatikan,” sarannya.
Namun bagaimana teknisnya, Muhali mengatakan bahwa itu merupakan ranah pihak eksekutif untuk mengaturnya. Karena dalam hal ini, dewan posisinya hanya mendorong dan akan membantu Pemda dari sisi penganggaran. “Teknisnya pemda yang atur, yang jelas kami mendorong itu. Kami juga tidak tahu, apakah pernah diberikan atau tidak,” ungkapnya.
Politisi asal Buwun Sejati itu juga mengatakan bahwa, para guru ngaji, marbot dan yang lainnya sampai rela meninggalkan pekerjaan wajib mereka. “Itu yang harus pemerintah hargai. Peran mereka ini sangat vital,” pesannya. (yud)