26.5 C
Mataram
Sabtu, 4 Mei 2024
BerandaLombok BaratParahnya Banjir Senggigi Diduga Akibat Gorong-Gorong Tak Berfungsi Maksimal

Parahnya Banjir Senggigi Diduga Akibat Gorong-Gorong Tak Berfungsi Maksimal

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kondisi saluran air dan gorong-gorong yang tersumbat di kawasan Senggigi disinyalir menjadi salah satu penyebab banjir di jalan utama kawasan wisata itu terjadi berulang kali. Pihak kecamatan yang turun langsung melakukan pengecekan pun menemukan dari dua gorong-gorong yang ada di sana, hanya ada satu yang masih berfungsi.

“Jadi ada dua gorong-gorong, tapi yang berfungsi cuma satu. Sedangkan satunya tidak berfungsi dan di gorong-gorong yang berfungsi itu pun ada saluran (got) sekundernya, yang seharusnya berfungsi membagi air tapi itu full tertimbun pasir,” terang Camat Batulayar, Afgan Kusuma Negara yang dikonfirmasi usai meninjau langsung, Kamis (11/05/2023).

Saluran yang ada sebenarnya memiliki kedalam kurang lebih 1 meter, dengan lebar sekitar 40 centimeter yang tembusannya ke gorong-gorong selanjutnya, yang berjarak kurang lebih 40 meter. Namun saluran tersebut tidak berfungsi maksimal.

“Sudah tidak berfungsi got itu, gorong-gorong tidak berfungsi, aliran ke gorong-gorong yang tidak berfungsi itupun buntu,” keluh Afgan. Karena itu, pihaknya berharap ada tindak lanjut segera dari pihak terkait, dalam hal ini balai jalan untuk melakukan pengerukan sesuai dengan standar teknis yang diperlukan.

- Advertisement -

“Kalau dihidupkan got ini, dikeruk, dan gorong-gorongnya juga dikeruk bagian dalamnya. Maka kemungkinan air akan bisa mengalir dengan baik dan meminimalisir banjir itu,” tegas Afgan.

Ia mengaku, saat ini pihaknya sudah bersurat ke pihak balai jalan untuk bisa segera melakukan pengerukan. Supaya ketika hujan terjadi, air yang datang dari hulu tak lagi meluber parah ke jalan raya, hingga menyebabkan banjir. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

“Kami lihat kemarin dari pihak BWS baru sebatas membersihkan pasir-pasir yang ada di jalan. Sedangkan yang di gotnya itu belum dikeruk, karena memang masih menunggu atasan jawabnya,” tutur dia.

Terkait penanganan sementara untuk membersihkan pasir di saluran tersebut, pihaknya mengaku bisa melalui swadaya. Namun, jika sudah masuk ke pembersihan gorong-gorong, pihaknya tak berani mengambil risiko lantaran memerlukan tenaga ahli.

“Kami butuh dari pihak BWS untuk melaksanakannya dengan menggunakan kemampuan yang mereka miliki,” pungkas Afgan. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer