Lombok Barat (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menjadi salah satu wilayah yang langganan kekeringan saat musim kemarau di NTB. Untuk itu, penanganannya dinilai memerlukan upaya jangka menengah dan jangka panjang, karena tidak cukup jika hanya mengandalkan distribusi air saja.
Anggota DPRD Lobar Dapil Sekotong-Lembar, Abdul Majid menyebut distribusi air hanyalah sebagian kecil dari penanganan jangka pendek, karena sifatnya yang hanya mampu menangani sementara. “Warga yang kekurangan air bersih akan terbantu kebutuhannya pada hari itu,” ujarnya, Rabu (05/07/2023).
Karena itu, upaya jangka panjang yang jauh lebih penting dapat berupa program penghijauan. Karena bibit-bibit pohon yang ditanami saat ini, tentunya akan bermanfaat untuk puluhan tahun yang akan datang. “Mampu menyerap atau menyimpan air, sehingga itu menjadi sumber-sumber air di masa depan,” jelas dia.
Tidak hanya soal itu, Majid mengatakan upaya lainnya yang dapat dilakukan pemerintah juga bisa melalui pembangunan sumur bor untuk daerah-daerah rawan kekeringan. Bisa juga dengan optimalisasi sumur yang sudah tidak berfungsi. “Ini penanganan bersifat jangka menengah,” imbuhnya.
Dirinya meyakini, dengan mengoptimalkan tiga pola penanganan ini, diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan kekeringan yang selalu terjadi setiap tahunnya. Sehingga upaya itu perlu dimulai dari sekarang. “Dalam beberapa kali kesempatan saya sering menyampaikan hal ini kepada pemerintah daerah,” ungkap Dewan yang juga aktif di pariwisata itu.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad mengatakan penanganan jangka menengah dan jangka panjang untuk kekeringan di Lobar sudah dilakukan pihaknya. Salah satunya dengan program pengadaan sumur bor.
“Tahun ini ada beberapa titik pengeboran,” beber Hartono. Pihaknya berharap upaya tersebut bisa membantu mengatasi masalah kekeringan di Lobar. Namun dia menjelaskan, yang perlu dipahami bahwa upaya itu tidak bisa serta merta langsung menjadi solusi saat ini juga, melainkan membutuhkan waktu, karena masih banyak titik-titik kekeringan yang membutuhkan suplai air. (yud)