Lombok Barat (Inside Lombok) – Cuaca ekstrem yang disertai dengan angin dan gelombang tinggi turut berdampak terhadap ratusan nelayan di Desa Kuranji, Kecamatan Labuapi. Mereka pun terpaksa libur melaut hingga cuaca membaik.
“Sudah lima hari sejak hari Sabtu itu mereka tidak melaut,” tutur Camat Labuapi, Lalu Rifhandani yang dikonfirmasi usai turun langsung mengecek kondisi para nelayan, Rabu (13/03/2024).
Warga Kuranji Dalang dan Bangsal yang berprofesi sebagai nelayan dan pedagang ikan yang terdampak cuaca ekstrem ini diakuinya mencapai 250 orang. Biasanya, mereka beraktivitas melaut setiap hari. Namun di awal Ramadan ini mereka terpaksa harus libur melaut dan menunggu cuaca kembali normal.
“Masyarakat kita tetap survive (bertahan), karena sudah biasa. Ada musim-musimnya dan waktunya mereka tidak melaut,” jelasnya. Rifhandani pun berharap warga yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut seperti menjual ikan pun bisa memanfaatkan hasil laut yang sudah ada untuk bertahan. Terlebih lagi dengan momentum Ramadan ini.
Selain itu, Camat yang akrab disapa Dani ini pun mengaku akan segera mengkoordinasikan kondisi masyarakat nelayan ini dengan pihak terkait. Baik dari Dinas Kelautan dan Perikanan Lobar, maupun stakeholder lainnya agar menyiapkan langkah mitigasi dan penanganan.
Hal itu dinilai penting, lantaran tingginya gelombang saat ini juga rentan mengakibatkan abrasi. Mengingat, sebagian besar warga yang menjadi nelayan bertempat tinggal di tepi pantai Kuranji tersebut. “Abrasi itu sudah biasa, nanti kalau sudah cuaca bagus, biasanya balik lagi pasir yang tadi ikut bersama air laut,” pungkasnya. (yud)
