Lombok Tengah (Inside Lombok) – Petani di Lombok Tengah (Loteng) saat ini telah memasuki musim panen. Hal ini diprediksi bisa membuat harga beras mengalami penurunan, mengingat banyaknya stok padi milik petani dan masyarakat.
“Gabah kering panen itu terakhir di harga Rp530 – 600 ribu per kwintalnya, sementara harga beras kisaran Rp11.500 kemarin kita beli,” ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Loteng, M Zaenal, Kamis (28/3).
Dijelaskan, di sejumlah wilayah Loteng telah mulai panen padi. Antara lain di wilayah utara dan tengah seperti di Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Praya, Praya Tengah, Praya Timur Kopang dan Janapria. Panen hampir merata di wilayah tersebut, mengingat saat proses tanam dilakukan secara bertahap.
“Perkiraan puncak panen kita di Loteng akan terjadi pada akhir bulan Maret sampai awal April 2024 ini,” jelasnya. Selain itu, luas lahan yang telah dilakukan panen diperkirakan sudah mencapai 25 persen dari luas lahan yang ditanami padi 52 ribu hektare. “Hasil kualitas panen di musim tanam pertama 2024 ini katakan kualitasnya cukup bagus,” lanjutnya.
Apabila diasumsikan hasil panen per hektare menghasilkan 5 ton gabah, maka hasil panen yang 25 persen ini capai 75 ribu ton lebih. “Tahun 2024 ini kita target 480 ribu ton gabah kering giling,” katanya.
Target tersebut disusun pada Agustus 2023 lalu. Sementara capaian tahun lalu 514.584 ton angka sementara, dengan luas lahan panen 89.731 hektar tingkat hasil dengan 57,35 lahan.
Dikatakan, Loteng menjadi daerah penyangga pangan nasional karena setiap panen selalu surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan masyarakat yang hanya setengah dari hasil panen. (fhr)