Lombok Timur (Inside Lombok) – Peristiwa hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi di Kecamatan Sakra, Lombok Timur (Lotim) menyebabkan puluhan rumah warga rusak. Dari kejadian tersebut setidaknya ada dua desa yang banyak mengalami rumah rusak, yakni Desa Suwangi Timur dan Desa Sakra.
Peristiwa angin kencang tersebut terjadi pada Minggu (19/03/2024) akhir pekan kemarin, tepatnya sekitar waktu berbuka puasa. Saat kejadian terlaporkan belasan unit rumah mengalami kerusakan, baik itu kategori rusak ringan maupun sedang.
Kendati, berdasarkan hasil survei dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim hanya 10 rumah yang terdata mengalami kerusakan. “Kita temukan awalnya ada 11 unit yang mengalami kerusakan, tapi setelah kita rekapitulasi turun menjadi 10 karena 1 unit itu bukan rumah melainkan pergudangan,” kata Kalak BPBD Lotim,, Lalu Muliyadi, Selasa (19/3).
Jumlah rumah yang mengalami kerusakan setelah dilakukan perekapan, nantinya akan diusulkan ke Penjabat Bupati Lotim untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan kategori kerusakan. Nantinya dana bantuan itu akan bersumber dari dana tak terduga (DTT). “Kemudian kita akan ajukan ke Pak Bupati untuk bantuannya dari DTT, karena kan DTT itu kita harus mengajukan begitu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lotim, Hadi Jayari mengatakan kerusakan rumah di dua desa di Kecamatan Sakra tersebut rata-rata pada bagian atapnya. “Paling banyak itu rusak ringan terus rusak sedang, kalau rusak berat belum ada,” tuturnya.
Dari 10 unit rumah rusak di Kecamatan Sakra tersebut, 7 di antaranya mengalami rusak ringan dan 3 masuk kategori rusak sedang. Karena tidak adanya rumah yang roboh atau tembok yang rusak dalam peristiwa itu sehingga tidak ada kerusakan berkategori berat.
Untuk besaran bantuan yang akan diterima para korban sendiri belum dapat diketahui, sebab akan diusulkan dan dikaji terlebih dahulu. Apakah nantinya akan menerima bantuan secara tunai atau bantuan berupa bahan baku untuk perbaikan rumah saja.
“Belum dapat kita pastikan karena kan nanti hasil assessment, perhitungan, dan laporan kita naikkan ke pimpinan. Nanti pimpinan yang akan mendisposisi penyalur bantuannya, apakah ke Dinas Perkim atau BPBD,” ungkapnya.
Dari awal terjadinya cuaca ekstrem hingga puncak prediksi pada 17 Maret 2024 kemarin, jumlah kerusakan rumah yang terlapor secara resmi hanya 10 unit dan itu semuanya terjadi di Kecamatan Sakra. Laporan secara resmi yang dimaksud yakni adanya laporan dari pemerintah desa yang masuk ke BPBD dengan cara bersurat.
“Alhamdulillah hanya 10 unit itu aja laporan resmi yang masuk, laporan itu terlebih dahulu dari kepala desanya yang bersurat ke BPBD. Ada juga rumah yang kita dapat laporan dari WA dan kita ketahui, itu juga kita tindak lanjuti,” tutup Muliyadi. (den)