27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaLombok UtaraGili Meno Makin Sulit Air Bersih, Warga Minta dari Gili Air

Gili Meno Makin Sulit Air Bersih, Warga Minta dari Gili Air

Lombok Utara (Inside Lombok) – Gili Meno sampai dengan sekarang masih mengalami krisis air bersih. Pasalnya, air bersih tak kunjung mengalir. Dampak yang dirasakan pun sudah banyak, mulai dari wisatawan menurun, hewan ternak banyak yang mati. Di mana warga minta Pemda KLU alirkan air bersih dari Gili Air.

Kadus Gili Meno Desa Gili Indah, Masrun mengatakan sekarang ini yang mau membantu suplai air bersih semaunya saja menaikkan harga dan tidak sesuai dengan harga sebelumnya. Biasanya warga mendapat harga air bersih Rp10 ribu, namun harganya dinaikkan secara sepihak.

“Ini yang jadi problematik, itu air isi ulang dari darat. Sangat krodit kondisinya, pemda meminta TCN saja yang masuk. Sedangkan warga, sudah menolak TCN,” ujar Masrun, Kamis (20/6).

Hal tersebut menjadi upaya pemerintah menghadirkan PT TCN sebagai perusahaan penyedia air bersih di Gili Trawangan saat ini. Namun masih ditolak oleh warga. Hal ini disebabkan karena dugaan kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Gili Meno. Kondisi itu tidak diinginkan warga juga terjadi di Gili Meno.

Sebelumnya warga Gili Trawangan yang mengalami dampaknya, diduga merusak lingkungan laut. Seperti terumbu karang. Karena dikhawatirkan hal tersebut terjadi di Gili Meno, warga menolak TCN masuk untuk menyalurkan air bersih di Gili Meno.

“Mereka tidak mau kehilangan pendapatan selamanya, kalau sampai terjadi kerusakan lingkungan. Tidak bisa (masuk TCN) karena masih ditolak, warga tidak mau ada TCN faktornya karena limbah membahayakan,” terangnya.

Belum lagi harga air bersih yang ditawarkan perusahaan tersebut diketahui cukup tinggi yakni Rp30 ribu perkubik. Jauh lebih mahal dari harga yang diberikan PT PAL yang bekerjasama dengan PT GNE sebesar Rp18 ribu per kubik. “Saya lihat warga ada penolakan kalau TCN masuk, mahal kalau Rp 35 ribu per kubik seperti di Gili Trawangan itu. Sedangkan dari PT BAL dan GNE hanya Rp8.000,” tuturnya.

Selain kebutuhan rumah tangga, kata Masrun, kebutuhan untuk mobilitas wisatawan juga memprihatinkan. Banyak wisatawan sudah mengeluhkan kondisi ini. Apalagi, bulan ini kunjungan ke Gili Meno tengah tinggi-tingginya. “Warga juga mulai kehilangan ternaknya, banyak sapi mati karena kekurangan air. Solusi yang diinginkan masyarakat itu, air dibawa dari bawah laut dari Gili Air dialirkan ke kami,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer