24.5 C
Mataram
Minggu, 29 September 2024
BerandaLombok UtaraSuplai Air Bersih Macet, Pengusaha di Gili Terancam Tutup Hotel hingga Minta...

Suplai Air Bersih Macet, Pengusaha di Gili Terancam Tutup Hotel hingga Minta Tamu Check Out

Lombok Utara (Inside Lombok) – Krisis air bersih yang berkepanjangan menjadi kekhawatiran para pengusaha di kawasan Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) di Gili Indah, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Pasalnya, sudah tiga hari suplai air bersih terhenti. Tepatnya sejak kesepakatan antara Pemda KLU, PT TCN, dan PDAM Amerta Dayan Gunung tidak membuahkan hasil memuaskan.

Krisis air bersih ini telah menimbulkan banyak komplain dari wisatawan yang menginap di Gili. Bahkan masih banyak dampak lainnya dirasakan. “Pemda KLU harus segera mengambil langkah yang konkrit dan efektif untuk mengatasi masalah ini. Kalau tidak ada tindakan yang cepat, kami tidak punya pilihan lain selain menutup operasional dan mengharuskan tamu untuk check out,” ujar Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan dalam forum hearing di Kantor DPRD Lombok Utara, Senin (24/6).

Dikatakan, tidak adanya air selama tiga hari terakhir telah berdampak besar pada operasional pelayanan wisatawan di Gili Trawangan. Belum lagi Gili Meno yang sudah lebih dulu mengalami masalah air itu.

Saat ini tengah memasuki high season dengan angka kunjungan wisatawan melebihi 2 ribu jiwa per hari. Maka dari itu para pengusaha yang tergabung di GHA meminta segera dihidupkan kembali air. “Kami ingin ada air mulai sore ini, persediaan air bersih kami sudah menipis, baik yang ada di tandon maupun sumur,” tuturnya.

- Advertisement -

Menurutnya, jika ada persoalan yang terjadi antara PDAM dengan perusahaan lainnya bukan urusan pelanggan. Ada pun persoalan kerusakan lingkungan dan sebagainya, tentu sudah ada ranahnya yang akan menyelesaikannya. Begitu juga dengan yang lainnya. “Sekarang ini yang terjadi adalah yang bukan ranah kita, akhirnya kita ikut terlibat. Pelanggan itu tidak perlu tanda tangan. Tapi kita tetap mengutamakan musyawarah dalam hal ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kondisi krisis air ini dikhawatirkan adalah keadaan yang berkepanjangan dan memberikan dampak. Tidak hanya pengusaha, tetapi destinasi wisata juga. “Jadi efeknya besar, bukan hotel saja. Contoh kemarin kita krisis air, kita mau cari air isi ulang saja habis. Karena tamu sudah ada disitu, teman-teman berupaya menjaga servicenya,” jelasnya.

Diakui dari para tamu sudah banyak yang bertanya terkait kondisi air kapan akan menyala. Bahkan ada tamu sudah melakukan cancel, namun para pengusaha tetap optimis bisa segera terselesaikan persoalan itu. “Tapi ternyata terjadi lagi, susah saya mau berbicara. Faktanya sudah jelas, bukan rahasia lagi, ini sudah urgensi,” demikian. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer