Lombok Utara (Inside Lombok) – Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting di kabupaten tersebut. Berbagai cara dilakukan menekan angka stunting, salah satunya dengan gerakan intervensi serentak. Pasalnya beberapa tahun belakangan ini pemda bertahap menurunkan angka stunting.
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R mengatakan, KLU dapat melakukan percepatan penurunan stunting dengan kerja keras seluruh pihak. Pada 2020 angka stunting KLU menyentuh angka 33 persen, namun seiring berjalannya waktu pada 3 tahun terakhir terjadi banyak penurunan hingga pertengahan 2024 angka stunting di KLU menjadi 15,78 persen.
“Dengan upaya yang dilakukan, kami optimis target nasional angka stunting 14 persen pada akhir tahun ini dapat tercapai di KLU,” ujar Danny Karter Febrianto R, Jumat (21/6).
Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting merupakan aksi serentak bersama Pencegahan Stunting melalui Pendataan, Penimbangan, Pengukuran, Edukasi bagi seluruh ibu hamil dan balita. Untuk di Lombok Utara terdapat dua kecamatan yang perlu perhatian lebih, yakni Kecamatan Gangga dan Kecamatan Bayan dikarenakan angka stunting di keduanya masih tinggi. “Harapannya dengan intervensi yang dilakukan nanti seluruh anak dengan kategori stunting dapat dinyatakan sehat dan bebas stunting,” imbuhnya.
Ditambahkan, Kadis P2KBPMD Malasiswadi mengatakan bahwa terkait kasus stunting telah dilakukan identifikasi terkait penyebab terjadinya kasus stunting di KLU, yang kemudian dilakukan intervensi bersama OPD terkait. Dimana masing-masing OPD terkait dan desa telah menganggarkan dengan total sebanyak Rp27 miliar untuk turut serta intervensi stunting di KLU. “Dengan usaha maksimal melalui kolaborasi bersama kasus stunting di KLU dapat turun dan mencapai target Nasional yaitu 14 persen di tahun 2024,” ujarnya. (dpi)