Mataram (Inside Lombok) – Aksi demonstrasi driver ojek online di Mataram pada April 2025 berbuntut klarifikasi dan permohonan maaf dari koordinator lapangan aksi, Rudi Santono. Ia menyampaikan penyesalan atas tindakan penyegelan dan pengerusakan kantor Grab Mataram yang terjadi dalam aksi tersebut.
Rudi mengakui bahwa aksi yang dipimpinnya telah melampaui batas dan menimbulkan dampak negatif. Ia menyebut tindakan itu merugikan berbagai pihak serta mengganggu aktivitas operasional perusahaan.
“Saya menyadari bahwa perlakuan saya yang melakukan pengerusakan dan penyegelan kantor Grab Mataram telah menyebabkan kerugian dan mengganggu operasional perusahaan,” ujar RS dalam pernyataannya.
Dalam klarifikasinya, Rudi menyampaikan penyesalan secara terbuka dan menyatakan bahwa penyampaian aspirasi seharusnya dilakukan dengan cara yang bermartabat. Ia menilai tindakan yang terjadi tidak mencerminkan tujuan awal aksi.
Ke depan, Rudi menyatakan komitmen untuk mengedepankan dialog dan komunikasi terbuka dalam menyampaikan aspirasi. Ia juga menegaskan kesiapannya untuk patuh dan mengikuti proses hukum yang sedang berjalan.
Hingga saat ini, proses lanjutan terkait insiden tersebut masih berlangsung sesuai ketentuan yang berlaku.
