Mataram (Inside Lombok) – Jelang pelaksanaan Iduladha, lapak-lapak penjualan hewan kurban sudah mulai bermunculan di Kota Mataram. Tahun ini, di Kota Mataram tersedia mall kurban yang menyiapkan kebutuhan hewan kurban bagi masyarakat.
Marketing Fundraising MIM Foundation, Mahsan mengatakan lapak hewan kurban yang disiapkan berbeda dengan yang lain. Di mana, mall kurban ini menyiapkan hewan kurban yang sudah sesuai dengan syarat-syarat.
“Hewan kurban yang disini tentu berbeda dengan yang lain. Karena di sini kita menjaga kebersihan,” katanya. Tidak saja kebersihan, hewan kurban yang disiapkan juga dipastikan dalam kondisi sehat. Pasalnya, petugas rutin memeriksa kesehatan hingga pemberian vitamin bagi hewan kurban. “Itu yang menjadi pembeda dari yang lain. Kita sudah sudah kerjasama juga dengan petugas kesehatan hewan,” katanya.
Dengan fasilitas dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, Mahsan memastikan tidak mempengaruhi harga. Harga hewan kurban yang disiapkan sesuai standar dari terjangkau. Misalnya untuk sapi mulai dari Rp10 juta dan kambing mulai Rp2,5 juta.
“Sama saja harganya dengan yang diluar. Harga Kambing itu maksimal harga Rp5 juta dan sapi itu ada yang harganya Rp50 juta. Tergantung jenis dan ukurannya,” katanya. Untuk sapi sendiri, mall kurban sudah menyiapkan yang berobot 3-4 ton per ekor. “Itu ada kelas-kelasnya,” kata Mahsan.
mall kurban menargetkan bisa menjual 500 ekor hewan kurban baik dari jenis kambing maupun sapi. Karena setelah minggu pertama buka lapak, hewan kurban yang sudah terjual yaitu sebanyak lebih 50 ekor. “Empat hari terakhir itu sudah banyak yang pesan. Dan kemarin itu ada yang melihat juga. Karena nanti setelah mau dikurban baru kita antar,” ujarnya.
Keberadaan lapak ini juga untuk membantu para peternak untuk menjual hewan ternaknya. Karena dikhawatirkan, jelang hari raya kurban para peternak kesulitan untuk menjual ternaknya. Hal ini lantaran banyaknya hewan kurban yang datang dari luar. “Kita berinisiatif untuk membuat lapak dan membantu peternak untuk menjual di hari raya kurban,” katanya.
Meksi tidak menggunakan SPG untuk menjual hewan kurban, Mahsan mengaku perawatan yang dilakukan sudah lebih baik. Karena meski tidak ada SPG hewan kurban yang disiapkan sudah banyak yang laku. “Ini kita kasih tanda di telinganya. Ada yang sudah laku, ada yang di vaksin. Kita kasih tanda,” terangnya. (azm)