Mataram (Inside Lombok) – Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan pandemi COVID-19 tidak boleh menjadi penghambat bangkitnya ekonomi karena itu masyarakat diminta dapat bersahabat dengan virus corona.
“Kita ingin memastikan bahwa COVID-19 diterima sebagai kenyataan yang tidak terhindarkan dan sedang membayangi kita. Karena ini ada kita juga harus menyesuaikan diri, tetapi ekonomi harus terus bergerak jangan sampai lumpuh karena COVID-19,” ujarnya dalam kunjungan kerja di Kota Mataram, NTB, Selasa.
Dalam kunjungan ini Menko Polhukam didampingi Mendagri Tito Karnavian, Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono.
Mahfud menegaskan meski COVID-19 pada kenyataannya tidak bisa dihindari namun masyarakat juga tidak boleh melupakan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Sebab, jika masyarakat tidak disiplin maka kondisi ini semakin lama berakhir.
“Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Gubernur NTB. Corona tidak boleh jadi penghambat, ekonomi harus dihidupkan lagi dari bawah. COVID-19 harus dilawan, dan ekonomi harus terus dihidupkan,” ucapnya.
Menurut dia, Presiden Jokowi sendiri telah membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pembubaran ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara pelaksanaan tugas dan fungsi gugus tugas nasional maupun daerah selanjutnya dilaksanakan Komite Kebijakan atau Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.
Sesuai Perpres Satgas ini masih di bawah komando Letjen TNI Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan, untuk pemulihan ekonomi nasional dipimpin Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dipimpin oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Karena itu, kata Mahfud, meski terjadi COVID-19, ekonomi juga tidak boleh berhenti begerak. Untuk itu, antara kesehatan dan ekonomi tidak bisa dipisahkan harus bisa seiring berjalan.
“Satgas ini dibentuk dengan satu keyakinan bahwa Pandemi COVID-19 tidak boleh menghambat pertumbuhan ekonomi tapi justru menjadi blessing in disguise atau berkah yang terselubung,” katanya. (Ant)