Bandarlampung (Inside Lombok) – Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan bahwa Gunung Anak Krakatau pada Sabtu pagi mengalami delapan kali erupsi, dan lontaran debu material vulkanik diperkirakan mencapai 2.000 meter.
“Kondisi gunung masih aktif, ada erupsi, dan semburan debu vulkanik. Namun, sore ini asap di gunung itu mulai menipis,” katanya saat dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu.
Ia menyebutkan bau belerang dari gunung itu yang masih tercium, dan mulai pukul 06.00 – 12.00 WIB telah terjadi delapan kali erupsi.
Pada Jumat malam, pukul 22.35 WIB, Gunung Anak Krakatau erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan pantauan kamera pengawas pada pos pemantauan Gunung Anak Krakatau, abu vulkanik berwarna hitam dan abu-abu itu bergerak ke arah timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.
PVMBG menyebutkan tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada.
PVMBG mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari Gunung Anak Krakatau. (Ant)