Mataram (Inside Lombok) – Atlet Triathlon muda asal Mataram, Qoriah Julildanur (16) berhasil meraih medali emas dalam ajang Palembang International Triathlon 2019. Remaja dengan sapaan Qori tersebut menduduki juara pertama Lari Sprint (Difference Sprint) pada kategori perempuan usia 15-18 tahun dan secara keseluruhan menempati urutan ketujuh dalam individual sprint perempuan.
Qori merupakan satu-satunya perwakilan wanita dari NTB yang turut berpatisipasi dalam pertandingan triathlon di Palembang ini pada hari Minggu lalu (10/02/2019). Bahkan selama masa pertandingan, Qori berangkat seorang diri tanpa didampingi oleh orang tua maupun pelatihnya, yang merupakan ayahnya sendiri.
“Saya berangkat sendiri tanpa didampingi oleh pelatih atau orang tua karena keterbatasan biaya dan harga tiket mahal, sedangkan atlet yang lain didampingi oleh pelatihnya. Tetapi saya tidak merasa minder atau berkecil hati,” ungkap Qori kepada Inside Lombok, Jumat (22/02/2019).
Ia tiba di Palembang tepat 3 hari sebelum perlombaan dimulai dan dalam waktu singkat itu ia gunakan untuk menguasai arena lomba.
“Senang dengan hasil saya karena waktu saya meningkat dan saingan berat bisa saya kalahkan,” tambahnya.
Di balik kesan bahagia atas pengalaman tersebut, Qori juga tidak menyembunyikan rasa kekecewaannya terhadap pihak penyelenggara akan penghargaan yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Selain itu, tidak tersedianya biaya akomodasi untuk para atlet selama masa perlombaan.
“Seluruh pemenang kecewa kepada pihak penyelenggara karena semua pemenang tidak mendapatkan prize money, sedangkan kita sudah mendaftar dengan biaya yang sangat tinggi,” terang Qori.
Ia juga mengeluhkan bahwa hadiah yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha besar yang dikeluarkan para peserta untuk memenangkan perlombaan triathlon ini. Hadiah hanya berupa piagam dan mendali finisher.
“Triathlon itu kita bertanding mati-matian, capeknya luar biasa. Apalagi yang kategori olympic distance itu lebih jauh. Kalau tidak dipungut biaya pendaftaran boleh-boleh saja. Mana lagi persertanya kurang lebih 400 orang,” imbuhnya.
Triathlon itu sendiri merupakan cabang olahraga yang menggabungkan renang, sepeda balap, dan lari menjadi satu. Qori mengatakan, untuk kategori sprint female dalam pertandingan ini diikuti sebanyak 34 peserta.
“Jadi kita renang 750 meter langsung lanjut sepeda balap sejauh 20 kilometer terus lanjut lagi lari 6 kilometer (kategori sprint). Jadi tidak ada jeda dari renang, sepeda, dan lari. Semua atlit harus menyelesaikan ketiganya tanpa henti. Lombanya juga langsung final pada 10 Februari 2019,” jelas Qori.
Mengikuti turnamen triathlon bertaraf internasional ini, bukanlah pengalaman pertama bagi Qori. Ia sebelumnya pernah mengikuti sejumlah pertandingan dan memperoleh juara.
Pertandingan pertamanya yaitu di Bengkulu Triathlon Internasional 2017 dan mendapatakan juara 5. Kemudian ia menempati posisi juara pertama dalam Jepara Triathlon 2017 dan di Internasional Mandalika Triathlon 2018.
Qori juga mengikuti kembali Jepara Triathlon pada tahun 2018 dan mendapatkan juara kedua. Namun, kejuaraan dalam perlombaan ketiganya di Marinir Triathlon di Surabaya tidak berhasil ia peroleh dikarenakan kesalahan teknis yang dialaminya.
“Dalam Marinir Triathlon Surabaya saya tidak dapat dikarenakan pecah ban,” ujarnya.
Keteguhan Qori menjadi atlet di usia yang masih sangat muda ini ia buktikan melalui sejumlah prestasi yang telah ia ukir. Saat ini Qori memilih untuk homeshooling karena ingin memfokuskan dirinya untuk menjadi atlet yang lebih matang.
Di samping itu, ia juga berharap agar unsur pemerintah maupun instansi swasta yang begerak di bidang olahraga mampu memperhatikan dan mendukung sepenuhnya atlet-atlet muda dan berbakat agar lebih terpacu untuk bisa mengharumkan nama bangsa kembali.
“Harapannya bisa jadi juara yang lebih tinggi lagi waktunya saat bertanding di negara lain dan semoga diperhatikan oleh pengurus olahraga,” harap Qori.
Saat ini Qori mengaku sedang mepersiapkan diri untuk berpatisipasi dalam program touring Menpora yaitu Jelajah Nusantara Indonesia Timur. Rutenya dimulai dari Papua-Maluku-Flores-Sumbawa-Lombok-dan finish di Bali dalam kurun waktu 2 bulan.