Lombok Timur (Inside Lombok) – Gawe Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) akan segera dilaksanakan untuk kali keempat. Event budaya tersebut nantinya akan mengangkat budaya prosesi Poposan.
Poposan sendiri merupakan sebuah gazebo atau berugak setinggi 5 meter yang dibangun tanpa atap. Tempat itu dulunya digunakan untuk melaksanakan proses khitanan atau sunat masal oleh masyarakat. Prosesi khitanan itu kini tak lagi dapat dijumpai, sehingga melalui event Gawe Desa Aikdewa keempat akan kembali mengangkat prosesi tersebut untuk memperkenalkan budaya leluhur kepada generasi saat ini atau pun yang akan datang.
Ketua Panitia Gawe Desa Aikdewa keempat, Marzuki mengatakan bahwa setiap gelaran Gawe Desa Aikdewa selalu mengangkat budaya dan prosesi yang berbeda-beda, namun tentunya adat dan budaya yang dulunya pernah ada di desanya yang diangkat. “Di Lombok Timur hampir setiap desa mempunyai event yang berbeda, baik itu adat, olahraga, kesenian, dan sebagainya. Kita di Aikdewa sendiri mengangkat tema adat dan budaya yang telah hilang dari tengah masyarakat,” jelasnya, Jumat (06/09/2024).
Gawe Desa Aikdewa sendiri pertama kali dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu. Namun karena adanya faktor bencana alam dan non alam seperti gempa bumi tahun 2018 dan dilanjutkan dengan Pandemi Covid-19, maka kegiatan itu tidak dilaksanakan dalam beberapa tahun.
“Hampir tiga tahun kemarin event ini vacum karena faktor musibah, kemarin mulai 2023 kita kembali laksanakan lagi dengan tema prosesi Ngalun Aiq Kokok dan Mandik Pengantin,” tuturnya.
Kini dalam gelaran yang keempat, pada Gawe Desa Aikdewa mengangkat prosesi Ngalun Aiq Kokok dan Poposan. Prosesi Ngalun Aiq Kokok sendiri selalu ada dalam setiap gelaran dikarenakan sebagai bentuk wujud syukur masyarakat Aikdewa atas limpahan mata air yang ada di desa itu, serta sudah menjadi brand tersendiri dalam event tersebut.
Sementara prosesi Poposan atau sunatan massal yang diangkat dalam gelaran yang keempat yakni bertepatan dengan momen Maulid Nabi Muhammad SAW. Di mana pada momen itu, penyelenggara ingin memberikan dampak sosial dalam kegiatannya dengan melaksanakan sunatan massal bagi masyarakat.
“Karena pelaksanaannya berdekatan dengan maulid, maka kita angkat tradisi poposan agar berdampak nilai sosialnya bagi masyarakat. Nantinya kita akan sunat 20 orang anak dengan metode sunat modern yang bekerjasama dengan Rumah Sunat Al Faraby dan Sunat Sulthon,” terangnya.
Tak hanya prosesi adat budaya, namun juga dirangkaikan dengan kegiatan jalan sehat dan hujan warna, peresean, serta ditutup dengan santunan serta Tabligh Akbar dan donasi bagi Palestina. “Tabligh Akbar kita rangkaikan dengan donasi bagi Palestina, nantinya pengajian akan diisi oleh ustad kondang nasional yakni Kiai Syahrul Ramadhan,” ucapnya. (den)